Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tinggi Keterisian Karena Promo

Jumlah penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung terus meningkat setiap pekan. Belum bisa jadi patokan pangsa pasar ke depan.

3 November 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • KCIC terus menambah jumlah perjalanan kereta cepat.

  • Jumlah penumpang KCJB kian bertambah setiap pekan.

  • Tingginya keterisian kereta cepat diperkirakan karena tarif promo dan euforia layanan baru.

RASA penasaran Iis Septiana terjawab sudah setelah akhirnya menjajal kereta cepat dari Bandung ke Jakarta pada 22 Oktober 2023. Demi menjajal sepur kilat, perempuan asal Bandung itu rela membatalkan tiket Argo Parahyangan yang sudah dibeli sebelumnya. "Karena awalnya Whoosh sudah sold out di aplikasi, tapi enggak lama kemudian ternyata muncul lagi tiketnya," ujarnya kepada Tempo, kemarin, 2 November 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai pengalaman pertama, perjalanan dari Stasiun Tegalluar ke Stasiun Halim itu memenuhi ekspektasi Iis. "Keretanya tepat waktu, nyaman, dan minim getaran," tuturnya. Iis hanya mengeluh soal penumpukan yang sempat terjadi di gerbang ketibaan penumpang di Halim karena jarak dari eskalator menuju pintu relatif pendek. Namun kendala itu pun cepat diselesaikan dengan kehadiran petugas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Walaupun kesan pertama menaiki kereta cepat itu cukup positif, Iis tak yakin bakal menjadikan moda anyar tersebut sebagai pilihan regulernya untuk pergi-pulang rute Jakarta-Bandung setiap bulan. Terlebih jika periode tarif promosi Rp 150 ribu sekali jalan telah selesai.

Dia selama ini hanya menganggarkan ongkos pergi-pulang rute Jakarta-Bandung itu sebesar tarif Argo Parahyangan maupun mobil shuttle sekitar Rp 150 ribu sekali jalan. "Kalau ganti moda transportasi ke Whoosh pasti akan overbudget."

Lain lagi dengan Fariz, warga Jakarta yang sesekali berlibur ke Bandung. Ia menilai Argo Parahyangan masih akan menjadi pilihan utamanya karena dari sisi waktu tempuh dari Kota Bandung ke pusat Jakarta selisihnya hanya sekitar satu jam. Jika naik Argo Parahyangan, dia pun tidak perlu berpindah-pindah moda dari pusat kota Bandung ke pusat kota Jakarta.   

Penumpang kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jawa Barat, 27 September 2023. TEMPO/Prima Mulia

Kesimpulan itu dapatkan setelah pada pekan lalu Fariz mencoba kereta cepat untuk pulang dari Bandung ke Jakarta karena penasaran dengan teknologi anyar tersebut. Berbeda dengan Iis yang berangkat dari Stasiun Tegalluar, Fariz berangkat dari Stasiun Bandung, sehingga harus naik kereta pengumpan menuju Stasiun Padalarang.

Memesan tiket untuk keberangkatan kereta cepat pukul 09.02, ia sudah diminta untuk naik kereta pengumpan sebelum pukul 08.00 atau sekitar setengah jam sebelum kereta feeder berangkat pukul 08.27. Sehingga, jika ditotalkan, ia membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk mencapai Stasiun Halim dari Stasiun Bandung.

Adapun untuk sampai ke pusat kota Jakarta, Fariz butuh waktu lebih dari dua jam karena moda LRT yang menghubungkan Stasiun Halim ke tengah Jakarta sedang diperbaiki layanannya. "Saya harus nunggu LRT selama 45 menit di Stasiun Halim. Akhirnya, ya, kalau ditotalkan waktu dari Bandung ke tengah Jakarta butuh lebih dari dua jam."

Sejak mulai beroperasi pada 17 Oktober lalu, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memasang harga promo Rp 150 ribu per tiket dari semula Rp 300 ribu per tiket. Tarif ini setara dengan harga tiket kelas ekonomi kereta api Argo Parahyangan. Walhasil, jumlah penumpang kereta berkecepatan 350 kilometer per jam ini pun terus meningkat.

Jumlah Penumpang Kereta Cepat

Berdasarkan data per 1 November, terdapat sekitar 165 ribu tiket kereta cepat Whoosh yang terjual untuk perjalanan 17 Oktober sampai dengan 4 November 2023. Dari jumlah tersebut, ada sekitar 134 ribu penumpang yang telah berangkat pada periode tersebut. Rata-rata okupansi penumpang pada setiap rangkaian yang beroperasi mencapai 85-99 persen untuk setiap perjalanan, dengan angka penumpang tertinggi mencapai 14.200 per hari.

KCIC mencatat, pada 18 Oktober 2023, kereta cepat hanya mengangkut 4.000 penumpang per hari untuk keberangkatan dari Stasiun Halim, Stasiun Padalarang, dan Stasiun Tegalluar. Sebagian dari penumpang tersebut membeli tiket seharga Rp 300 ribu, sebelum KCIC mengumumkan tarif promo Rp 150 ribu per tiket.

Seiring dengan peningkatan jumlah penumpang tersebut, perseroan pun menambah jadwal perjalanan kereta. Awalnya, KCIC hanya menyediakan 14 perjalanan kereta cepat per hari pada 17 Oktober 2023. Selanjutnya, perseroan sempat menambah frekuensi Whoosh menjadi 18 perjalanan per hari pada hari kerja dan 25 perjalanan pada akhir pekan.

Pada awal November ini, perseroan memutuskan untuk menaikkan kembali frekuensi operasi sepur kilat menjadi 28 perjalanan setiap hari. "Ada kemungkinan kami tambah lagi untuk akhir pekan karena tetap kurang ternyata. Akhir pekan, permintaannya bisa lebih tinggi dari sekarang," ujar Sekretaris Perusahaan KCIC Eva Chairunisa.

Eva mengatakan bahwa perusahaan terus melakukan evaluasi setiap hari untuk melihat ketersediaan layanan perjalanan dibandingkan dengan permintaan masyarakat. Menurut dia, frekuensi tersebut bisa sangat fleksibel dan dinamis menyesuaikan besar-kecilnya permintaan masyarakat.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan strategi tersebut sebagai ekspansi transformatif. Melalui jumlah sarana yang ada, KCIC akan mengoperasikan empat rangkaian kereta setiap hari. Perseroan memastikan seluruh sarana dan prasarana yang beroperasi laik operasi. "Pengoperasian Whoosh juga akan diatur sebaik mungkin untuk menjaga ketepatan waktu keberangkatan yang rata-rata mencapai 99,5 persen di bulan Oktober."

Untuk melengkapi penambahan perjalanan kereta cepat, KCIC juga telah berkoordinasi dengan KAI untuk menambah jadwal perjalanan KA feeder kereta cepat dari 14 perjalanan menjadi 28 perjalanan per hari. Musababnya, berdasarkan data, 75-80 persen penumpang keberangkatan Halim akan turun di Padalarang dan sisanya meneruskan perjalanan ke Tegalluar. Dari keseluruhan penumpang yang turun tersebut, 70-75 persen melanjutkan perjalanan menggunakan kereta pengumpan menuju Stasiun Cimahi dan Bandung.

Stasiun kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 27 September 2023. TEMPO/Prima Mulia

Belum Jadi Patokan Pangsa Pasar Kereta Cepat

Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Aditya Dwi Laksana menilai tingginya jumlah penumpang kereta cepat saat ini merupakan hal yang wajar karena antusiasme publik masih tinggi di awal operasi. Terlebih, teknologi yang dihadirkan masih baru di Indonesia dan tarifnya masih relatif murah. Karena itu, menurut dia, jumlah penumpang saat ini tidak bisa menjadi patokan dalam menilai pangsa pasar kereta cepat.

"Ini kan masih masa perkenalan, masyarakat masih mencoba," kata Aditya. Artinya, penumpang yang menaiki kereta cepat saat ini belum tentu akan melakukan perjalanan rutin menggunakan moda transportasi anyar itu. Setelah tiga bulan atau enam bulan berlalu dan tarif sudah lebih normal, ia memperkirakan antusiasme masyarakat mulai turun. Ketika itu, para pemangku kepentingan baru bisa melihat jumlah penumpang tetap kereta cepat yang sesungguhnya.

Karena itu, saat ini tantangan yang dihadapi KCIC, menurut Aditya, adalah menciptakan pangsa pasar penumpang. Musababnya, sebagai angkutan komersial, Whoosh membutuhkan penumpang yang mau melakukan perjalanan rutin Jakarta-Bandung. Bisa harian, sepekan sekali, maupun sebulan sekali. Dari situ pula akan terlihat segmen pasar kereta cepat.

Berpendapat senada, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, berujar bahwa tingkat keterisian dan jumlah penumpang pada masa promo belum mencerminkan tingkat okupansi sesungguhnya. Para pemangku kepentingan baru bisa melakukan berbagai evaluasi ketika tarif tiket sudah relatif normal di kisaran Rp 300-350 ribu seperti rencana awal.

"Karena tidak mungkin terus-menerus promo yang membebani keuangan operator. Jadi, ini (penghitungan keuangan dan balik modal) semua bergantung kapan promonya akan selesai," ujar dia.

CAESAR AKBAR | KHORY ALFARIZI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus