Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
LinkAja berencana mengubah haluan bisnis dari pembayaran digital ke layanan pinjaman.
LinkAja menyasar penyaluran pinjaman di ekosistem Pertamina dan Telkom.
Upaya mencari peluang baru di pasar pinjaman dianggap tetap menantang dengan sejumlah pesaing.
JAKARTA - LinkAja (PT Fintek Karya Nusantara) berencana mengubah haluan model bisnisnya. Dompet digital pelat merah tersebut bakal beralih dari fokus awal pembayaran digital ke layanan pinjaman. Perseroan memiliki modal dari akuisisi terhadap fintech peer-to-peer lending PT iGrow Resources Indonesia (iGrow) pada April 2021 untuk menyasar pembiayaan sektor produktif, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rencana perubahan model bisnis LinkAja sebelumnya disampaikan Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo. Dia menyebutkan kini perseroan tengah berfokus bertransformasi ke bisnis pembiayaan, dengan menyasar penyaluran pinjaman di ekosistem Pertamina dan Telkom. “Bisnis pembayaran kan sudah susah sebenarnya dengan sekarang model open ecosystem,” ujarnya pada Rabu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kartika mengatakan, di tengah proses transformasi, ada pula rencana menyuntikkan aliran dana segar untuk LinkAja, dengan sejumlah syarat ihwal strategi refocusing ke depan. Menurut dia, saat ini sudah ada sejumlah investor dari sesama BUMN yang berkomitmen membenamkan modalnya di LinkAja, seperti Telkom Indonesia dan beberapa bank Himbara. Namun dia tak merinci berapa nilai pendanaan yang diberikan. “Mungkin sekitar Maret atau April seharusnya dana itu sudah cair.”
Penjual melayani pembayaran digital dengan LinkAja di M Bloc, Jakarta. TEMPO/Nita Dian
Sementara itu, Direktur Utama iGrow, Donny Fernando, sebelumnya menyebutkan perusahaan memang dimandatkan menyasar ekosistem BUMN melalui layanan LinkAja Modalin dengan dukungan pendanaan dari LinkAja. “Dukungan pendanaan itu digunakan untuk meningkatkan kapabilitas tim guna mendorong percepatan pengembangan produk-produk LinkAja Modalin untuk melengkapi ekosistem pembayaran LinkAja,” ucapnya.
Adapun ekosistem BUMN yang dimaksudkan antara lain Telkomsel, Pertamina, Semen Indonesia Group, Pupuk Indonesia, dan beragam mitra strategis lainnya. Donny menuturkan, dengan model bisnis yang mengandalkan ekosistem tersebut, LinkAja Modalin diharapkan memiliki tingkat risiko yang aman, dengan tingkat pengembalian yang terjaga.
LinkAja Bisa Manfaatkan UMKM
Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana, menuturkan, bisnis pembiayaan dapat menjadi alternatif di tengah bisnis pembayaran digital yang persaingannya makin ketat saat ini. “LinkAja dapat memanfaatkan UMKM yang terhubung pada bisnis BUMN, seperti retailer Telkomsel,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.
Namun upaya mencari peluang baru di pasar pinjaman ini pun tetap menantang, mengingat dompet digital serupa memiliki layanan pembiayaan sendiri yang terintegrasi, seperti GoPayPinjam atau Grab Modal. Di sisi lain, iGrow juga membutuhkan penguatan fundamental kinerja setelah tahun lalu sempat mengalami tekanan kredit macet dan gagal bayar.
Rasio keberhasilan fintech lending memfasilitasi penyelesaian kewajiban pinjam-meminjam atau tingkat keberhasilan 90 hari (TKB90) iGrow turun drastis hingga menyentuh 72,04 persen per 1 Februari 2023, dari level 83,09 persen pada November 2022.
“Jadi, untuk ke depannya, LinkAja perlu menemukan nilai tambah lain agar tetap bisa bersaing dengan pemain besar lainnya, termasuk dalam bisnis pinjaman online,” kata Andri.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo