Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pada September 2023 terjadi penurunan penjualan retail mobil sebesar 15,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 95.426 unit menjadi 80.972 unit.
Tren suku bunga yang terus menanjak menjadi salah satu faktor penyebab penurunan permintaan. Sebab, kebanyakan masyarakat membeli kendaraan bermotor dengan menggunakan skema kredit atau pembiayaan.
Sepanjang Januari hingga September 2023, penjualan kendaraan listrik tercatat naik hingga lebih dari tiga kali lipat dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 9.388 unit menjadi 44.265 unit.
JAKARTA — Penjualan mobil di dalam negeri menunjukkan tanda pelemahan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat pada September 2023 terjadi penurunan angka penjualan retail sebesar 15,1 persen dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 95.426 unit menjadi 80.972 unit. Penjualan wholesale juga anjlok 20,1 persen, yaitu hanya 79.883 unit dibanding pada September 2022 yang mencapai 99.986 unit.
Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengungkapkan pelemahan angka penjualan mobil didorong oleh pelemahan permintaan masyarakat di tengah dinamika perekonomian global. Tren suku bunga yang terus menanjak menjadi salah satu faktor penyebab penurunan permintaan. Sebab, kebanyakan masyarakat membeli kendaraan bermotor dengan menggunakan skema kredit atau pembiayaan.
“Di sisi lain ada indikasi peningkatan rasio kredit macet atau NPL di beberapa daerah sehingga dari pihak leasing (multifinance) mengetatkan penyaluran pembiayaan. Jadi, jumlah pembeli juga menurun,” ujar Kukuh kepada Tempo, kemarin, 18 Oktober 2023.
Pameran otomotif GIIAS 2023 di ICE, BSD, Tangerang,10 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gaikindo berharap penurunan daya beli yang terjadi hanya bersifat sementara dan bakal terjadi pemulihan dalam waktu dekat. Menurut Kukuh, keputusan masyarakat dalam membeli kendaraan bermotor biasanya tidak banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. “Kalau merasa perlu mobil dan punya uangnya ya beli saja. Kalaupun ada kenaikan harga BBM juga tidak berdampak langsung sebenarnya,” ucapnya.
Gaikindo menargetkan penjualan mobil pada tahun ini setidaknya menyamai capaian tahun lalu, yaitu sekitar 1.050.000 unit. Faktor geopolitik global, seperti konflik Palestina dan Israel yang kembali meletus, kata Kukuh, turut menjadi tantangan dalam upaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut. “Misalnya ketika terjadi perang antara Rusia dan Ukraina kan terjadi kenaikan harga minyak, kemudian pengiriman barang juga terganggu, sehingga berpengaruh pada penjualan.”
Penurunan angka penjualan itu dirasakan oleh hampir seluruh produsen dan agen pemegang merek (APM). Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia Fransiscus Soerjopranoto mengatakan siklus penurunan pada September 2023 tidak dapat terhindarkan dan disinyalir juga terjadi secara musiman.
“Pada September, hampir semua APM mengalami penurunan penjualan, tidak terkecuali Hyundai. Hal ini juga disebabkan oleh peningkatan permintaan yang signifikan pada Agustus lalu saat event Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) dilaksanakan,” katanya.
Meski demikian, Fransiscus berujar penurunan penjualan yang dirasakan Hyundai tidak terlalu dalam. Sebab, masyarakat tetap berminat terhadap model-model unggulan perusahaan, seperti mobil listrik IONIQ, kemudian untuk yang konvensional ada Stargazer, Creta, dan Palisade. “Penurunan Hyundai relatif lebih kecil dibanding kompetitor.”
Pada kuartal IV 2023, Hyundai berkomitmen terus mempertahankan penjualan lebih-kurang 3.000 unit per bulan. “Sehingga pada akhir tahun ini kami bisa menutup dengan kenaikan penjualan hampir 30 persen dibanding pada tahun lalu,” ucap Fransiscus.
Pameran otomotif GIIAS 2023 di ICE, BSD, Tangerang,10 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan
Dominasi Mobil Hibrida
Sepanjang Januari hingga September 2023, penjualan kendaraan listrik tercatat naik hingga lebih dari tiga kali dibanding pada periode yang sama tahun lalu, yaitu dari 9.388 unit menjadi 44.265 unit. Jenis kendaraan hibrida mendominasi penjualan, yaitu mencapai 77,11 persen atau terjual 34.135 unit dalam kurun waktu tersebut.
Toyota memimpin penjualan mobil hibrida, yaitu sebanyak 23.096 unit, dengan model Innova Zenix Q Modellista yang menduduki peringkat teratas. Berikutnya adalah Suzuki, dengan total penjualan kendaraan hibrida 8.962 unit, dengan model XL-7 Alpha Hybrid sebagai andalan.
Vice President PT Toyota Astra Motor Henry Tanoto mengungkapkan performa penjualan kendaraan berbasis elektrifikasi memang melesat signifikan setelah perusahaan meluncurkan kendaraan yang diproduksi di dalam negeri. Adapun model-model kendaraan hibrida yang mendominasi dengan penjualan terbesar adalah Kijang Innova Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid, dan Corolla Cross Hybrid. “Hingga September 2023, secara retail, komposisi penjualannya sudah menyentuh angka 10 persen dari total penjualan Toyota sepanjang tahun ini,” ucapnya kepada Tempo.
Ke depan, Henry memprediksi preferensi masyarakat masih dominan mengarah pada penggunaan kendaraan berbasis elektrifikasi. ”Toyota juga berkomitmen untuk terus memperluas pilihan model ataupun teknologi yang tersedia untuk semakin memenuhi kebutuhan mobilitas yang beragam lewat kendaraan rendah emisi.”
Kukuh Kumara mengatakan mobil hibrida diproyeksi kian populer karena sejumlah faktor. Pertama, masih minimnya ketersediaan infrastruktur pengisian daya untuk mobil listrik atau charging station, khususnya di daerah-daerah di luar Jabodetabek. “Ini menjadi jalan tengah atau alternatif, ketika ingin mengurangi emisi, tapi di satu sisi tetap punya cadangan bahan bakar konvensional ketika melakukan perjalanan jauh ke luar kota serta berada di lokasi yang jauh dari jangkauan charging station,” ucapnya.
Faktor lainnya adalah tipe mobil hibrida yang kebanyakan berkapasitas lebih besar dibanding mobil listrik berbasis baterai. “Masyarakat kita preferensinya masih mengharapkan mobil-mobil berkapasitas besar 7 seater untuk berkendara dengan keluarga,” kata Kukuh.
Sementara itu, angka penjualan kendaraan listrik berbasis baterai hingga September lalu cenderung stagnan, yaitu mencapai 10.194 unit atau sebesar 23,02 persen dari total penjualan sepanjang tahun ini. Merek asal Korea Selatan, Hyundai, tercatat masih memimpin penjualan tipe mobil listrik, yaitu mencapai 5.280 unit, dengan model Ioniq 5 Signature Extended sebagai model terlaris, yaitu sebanyak 4.563 unit.
Peringkat kedua ditempati Wuling dengan total penjualan 3.229 unit. Model Air Ev Long Range menjadi model terlaris dengan penjualan sebesar 2.573 unit. Penjualan keduanya melesat karena kedua merek tersebut ditetapkan mendapat insentif potongan pajak pertambahan nilai dari 11 persen menjadi 1 persen. Sebab, keduanya telah memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri minimal 40 persen.
GHOIDA RAHMAH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo