Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA — Capaian realisasi investasi triwulan II 2022 yang menggembirakan melegakan para pelaku usaha. Hingga akhir Juni 2022, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal mengumumkan bahwa realisasi investasi mencapai Rp 584,6 triliun. Secara tahunan, realisasi investasi pun tumbuh 32 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menuturkan bahwa hal itu tak terlepas dari konsistensi pemerintah dalam meningkatkan iklim usaha dan investasi nasional. “Khususnya melalui transisi menuju endemi sebagai faktor pendorong utama atas capaian ini,” kata dia kepada Tempo, kemarin, 20 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu investasi yang menjadi primadona adalah sektor penghiliran produk tambang. Menurut Shinta, faktor penentu kinerja positif ini adalah konsistensi kebijakan pemerintah membatasi ekspor produk tambang mentah dan insentif bagi investasi pabrik peleburan (smelter) dan investasi di sektor industri padat modal yang menghasilkan barang-barang industri (intermediary industrial goods).
“Ada juga andil pemerintah yang memberi pengawalan dan fasilitasi investasi khusus untuk investasi strategis, seperti penghiliran barang tambang, serta industri kesehatan dan farmasi,” ucapnya.
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten. ANTARA/Asep Fathulrahman
Kondisi Ekonomi Global Tidak Kondusif
Pada semester II 2022, Shinta berharap pemerintah terus menguatkan parameter fundamental ekonomi nasional, seperti menjaga inflasi dan stabilitas nilai tukar, agar kepercayaan masyarakat untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dan kepercayaan investor untuk melakukan ekspansi meningkat.
Dia menilai, jika pemerintah lengah, stabilitas makro-ekonomi akan terganggu dan momentum pertumbuhan realisasi investasi akan sulit dipertahankan. Apalagi kondisi ekonomi global diperkirakan semakin tidak kondusif dan memberi lebih banyak tekanan terhadap perekonomian negara berkembang.
“Arus investasi asing yang mendominasi struktur penerimaan investasi kita selama ini bisa terganggu atau bahkan terjadi outflow yang berlebih kalau tidak berhati-hati,” kata dia.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pertumbuhan investasi itu menandakan adanya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Capaian investasi kuartalan ini pun dipandang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5 persen pada triwulan I 2022.
Tren pemulihan investasi, kata Bahlil, tak terlepas dari dukungan pemerintah dalam menekan angka kasus Covid-19 melalui vaksinasi dosis ketiga atau booster. Pelonggaran kegiatan masyarakat karena penurunan kasus penularan virus corona turut membuat roda kegiatan masyarakat kembali bergerak.
Berdasarkan sektor usaha, investasi terbesar berasal dari sektor industri pengolahan, terutama sektor industri logam dasar, barang logam, serta bukan mesin dan peralatannya. Sektor tersebut berkontribusi 42,1 persen dari total investasi. Sektor lainnya yang menjadi penyumbang terbesar adalah sektor pertambangan, perumahan, kawasan industri dan perkantoran, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi, serta industri makanan.
Selanjutnya, sektor industri memberi nilai tambah yang signifikan. Antara lain industri pengolahan yang berkaitan dengan penghiliran tambang, industri makanan, hingga industri kimia dan farmasi. Bahlil berujar, pemerintah menghadapi tantangan pada masa mendatang karena situasi perekonomian global yang sedang tidak menentu akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Terakhir, pengetatan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (The Fed) juga menjadi tantangan berat bagi iklim investasi di Indonesia. Namun, dengan melihat kinerja ekonomi Indonesia, Bahlil yakin target investasi sebesar Rp 1.200 triliun pada 2022 bakal tercapai.
GHOIDA RAHMAH | NATHANIA S. ALEXANDRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo