Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Scent marketing merupakan sebuah teknik pemasaran yang sangat efektif digunakan untuk menarik perhatian konsumen. Dalam dunia pemasaran, scent marketing atau pemasaran aroma merupakan bagian dari branding sensori yang melibatkan panca indera tubuh berupa indera penciuman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dilansir dari scentair.com, teknik pemasaran ini merupakan bentuk branding ideal sebab dilakukan dengan cara membentuk ingatan yang melekat terhadap merek melalui aroma khas. Hidung manusia mampu mengidentifikasi dan membedakan lebih dari sepuluh ribu aroma. Namun, bau yang khas memberikan daya tarik tersendiri untuk melekat di ingatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Scent marketing berpengaruh terhadap peningkatan penjualan suatu produk. Dilansir dari scentinginternational.com, hal ini karena scent marketing setidaknya melibatkan tujuh puluh lima persen dari semua emosi dalam tubuh. Hal ini menciptakan sebuah ikatan emosional antara merek produk dan konsumen.
Saat ini, telah banyak bidang bisnis yang menggunakan teknik scent marketing, misalnya beberapa restoran di dunia. Mengambil contoh restoran, scent marketing bekerja dengan cara mengirimkan aroma ke lingkungan luar restoran mereka. Aroma tersebut kemudian memengaruhi rasa gustatif dalam tubuh sehingga menghasikan sensasi air liur.
Tak hanya itu, sebuah perusahaan yang memiliki aroma khas dapat mendorong konsumen untuk bertahan lebih lama. Melansir dari hyscent.com, sebuah studi Samsung baru-baru ini mengungkapkan ketika perusahaan menggunakan wewangian tertentu pada tokonya, meningkatkan waktu yang dihabiskan konsumen untuk berbelanja sebesar 26 persen dan mereka mengunjungi kategori produk tiga kali lebih banyak. Dengan demikian, aroma berperan penting dalam memasarkan suatu produk.
Scent marketing juga menciptakan ‘panggilan’ atas suasana hati. Kondisi ini juga menarik perhatian dan keinginan konsumen sebab mereka akan penasaran dengan aroma tersebut. Kemudian konsumen pun akan membeli produk atau berkunjung ke toko tertentu.
Scent marketing turut menciptakan kesan nostalgia sebab otak lebih mudah mengingat atas aroma suatu produk. Dengan demikian, ikatan atau branding yang dihasilkan dari scent marketing lebih kuat dibandingkan indra visual ingatan.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca juga: Aroma Betawi ala Bintang Lima