Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di pelataran bandara atau apron ada juru parkir pesawat atau marshaller yang bersiap memberikan aba-aba. Gerak tangan marshaller itu memberi petunjuk kepada pilot untuk posisi parkir pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip situs web ZipRecruiter, marshaller berkomunikasi dengan petugas kontrol lalu lintas udara sambil menyampaikan informasi kepada pilot melalui petunjuk visual. Instruksi yang dilakukan marshaller harus jelas, karena salah sedikit saja bisa berakibat fatal. Marshaller memakai atribut sesuai ketentuan. Rompi yang dipakai marshaller berwarna mencolok supaya mudah terlihat dari kejauhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peralatan yang dipakai marshaller, yaitu sarung tangan dan tongkat marshaling. Fungsi dari tongkat itu untuk memberikan arahan kepada pilot untuk mengarahkan pesawat. Juru parkir pesawat harus cekatan, supaya operasional bandara tetap lancar di jalan penghubung antara apron dan landasan pacu (taxiway) dan tempat lepas landas (runway)
Mengutip situs web Kementerian Perhubungan, berdasarkan petunjuk dan tata cara peraturan keselamatan penerbangan sipil marshaller memiliki tiga peran utama. Mashaller harus memastikan landasan dalam keadaan kosong (steril) untuk menghindari kecelakaan. Mashaller membantu menentukan posisi tepat pesawat terparkir dan memastikan ketertiban pun kerapian di landasan pacu.
Ada prosedur tertentu yang diterapkan. Marshaller mendekati posisi pesawat menggunakan mobil (follow me car). Dari taxiway, marshaller mengarahkan pesawat menuju tempat parkir. Selanjutnya, marshaller akan memberikan petunjuk berupa isyarat visual untuk menunjukkan kepada pilot posisi terbaik pesawat berhenti.
Tugas marshaller menunjukkan, bahwa juru parkir pesawat harus mampu menggunakan berbagai jenis petunjuk visual sebagai instruksi. Sebelum menjadi marshaller, seseorang harus menajalani rangkaian pelatihan dan mendapat lisensi khusus untuk bekerja di bandara.
RISMA DAMAYANTI