Menjelang Debat Cawapres, Trend Asia Minta Kandidat Berani Bicara Fakta Hilirisasi Nikel

TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Riset Trend Asia Zakki Amali mengatakan capres-cawapres 2024 harus berani bicara fakta soal hilirisasi nikel di Indonesia. Adapun gelar debat cawapres 2024 bakal digelar akhir pekan ini, Minggu, 21 Desember 2024.

Sesi kedua debat untuk cawapres itu akan mengangkat tema energi, sumber daya alam, sumber daya manusia, pajak karbon, lingkungan hidup dan agraria, serta masyarakat adat.

"Pemerintah menggunakan narasi hilirisasi sebagai bagian transisi energi. Ketika itu digaungkan terus menerus dan capres-cawapres mengamini, maka harus mengakui itu berjalan baik atau buruk," kata Zakki di Jakarta, Rabu, 17 Januari 2024. "Harus lihat situasinya."

Pasalnya, kata Zaki, ada sejumlah hasil riset yang menunjukkan bahwa hilirisasi nikel di Indonesia gagal menjalankan amanat transisi energi. Padahal, hilirisasi nikel digadang-gadang untuk transisi energi karena nikel menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik. Namun yang terjadi, lanjut Zakki, industri hilirisasi nikel justru masih banyak menghasilkan emisi. Musababnya, industri tersebut masih menggunakan pembangkit batu bara.

"Belum lagi masalah ketenagakerjaan," kata Zakki.

Selama ini memang, lanjut Zakki, pemerintah mengklaim industri nikel menyerap banyak tenaga kerja. Namun, pemerintah tidak jujur bahwa ada risko di balik ketersediaan lapangan kerja tersebut. Ia berkaca dari banyaknya kasus kecelakaan kerja di industri smelter nikel. Insiden itu bahkan terjadi berulang dan tak jarang menimbulkan korban jiwa.

Teranyar, ledakan tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) buntut insiden ledakan tungku smelter di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) pada Minggu, 24 Desember 2023. Kecelakaan kerja itu menyebabkan 21 pekerja meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

"Jadi, para kandidat Pilpres 2024, harus menjawab, ini (hilirisasi) berhasil atau tidak," ujar Zakki. "Kalau nyatanya  tidak berhasil, harus evaluasi menyeluruh terhadap praktik industri nikel di Indonesia."

Selanjutnya:  Sikap Amin, Prabowo-Gibran, Ganjar-Mahfud soal hilirisasi

Pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyatakan bakal melanjutkan program hilirisasi era Presiden Jokowi jika terpilih dalam Pilpres 2024. Menurut Prabowo, hilirisasi menjadi modal penting untuk mencapai kesejahteraan negara. 

Ia mengatakan dengan konsep hilirisasi, Indonesia mampu meningkatkan nilai ekonomi yang berlipat karena bisa mengekspor barang jadi. “Kita harus kembangkan konsep hilirisasi dan industrialisasi. Kita harus kembangkan yang sudah dirintis Pak Jokowi," ucapnya saat berpidato di kegiatan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Majelis UIama Indonesia (MUI), Jakarta, Sabtu, 2 Desember 2023, dikutp dari Antara.

Ketua Umum DPP Partai Gerindra tersebut juga mengatakan ingin Indonesia menjadi negara yang unggul berbagai bidang, khususnya dalam bidang ekonomi. “Demi Allah, saya hanya ingin bangsa kita Indonesia terhormat."

Senada dengan Prabowo-Gibran, pasangan capres-cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud Md akan melakukan hal serupa. Bahkan, Ganjar-Mahfud bakal menjadikan nikel sebagai komoditas andalan. Selain itu, ada juga bauksit. Pasangan calon ini sepakat nikel menjadi komoditas penting saat ini. 

"Nanti di pemerintahan Ganjar-Mahfud, Indonesia akan jadi pemain utama di industri. Kita akan gunakan dua komoditas ini untuk maju di perdagangan global," tutur Jubir Ganjar-Mahfud, Edi Sutrisno, di Jakarta, Selasa, 9 Januari 2024. "Karena itu, perlu kita ciptakan ekosistemnya

Sikap berbeda disampaikan pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskanar (Amin). Co-captain Tim Nasional Pemenangan Amin,Tom Lembong, menyebut Amin bakal membiarkan industri nikel berkembang sesuai tren. Hanya saja, sektor itu tidak perlu lagi diberi subsidi atau perhatian khusus dari pemerintah. 

Sementara itu, Amin bakal berfokus pada pengembangan sektor industri lain. Misalnya, industri tekstil, meubel, sektor jasa, hingga perhotelan. Menurutnya, sektor-sektor itu terbengkalai lantaran Presiden Jokowi terlalu berfokus pada hilirisasi nikel. 

"Kami mau geser ke sektor yang belum diurus," kata Tom ketika ditemui di Gedung CSIS Jakarta pada Rabu, 6 Desember 2023. "Peluang lapangan kerja juga lebih banyak di sektor padat karya yang mempekerjakan banyak orang." 

RIRI RAHAYU | ANTARA

Pilihan Editor: Masyarakat Adat Jadi Salah Satu Tema Debat Cawapres, Apa Saja Hak-hak Mereka?