Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Mentan Sebut Blueprint Ketahanan Pangan Pemerintahan Prabowo-Gibran Sudah Disusun

Swasembada pangan mandiri energi merupakan cita-cita tertinggi di sektor pangan RI yang dapat meningkatkan PDB sebesar 4,8 persen.

29 September 2024 | 00.07 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman seusai Upacara Pembukaan Rakernas PSMTI ke-20 tahun. Acara digelar di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 September 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Perbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman seusai Upacara Pembukaan Rakernas PSMTI ke-20 tahun. Acara digelar di Hotel Intercontinental Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 September 2024. TEMPO/Hanin Marwah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan telah menyiapkan kerangka kerja terperinci atau cetak biru (blueprint) dari program di sektor pangan untuk masa pemerintahan Prabowo-Gibran. “Insya Allah kami sudah membuat blueprint untuk pangan 2024, 2025, 2029,” ucapnya ketika ditemui usai menghadiri Rapat Kerja Nasional Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ke-20 di Pondok Indah, Jakarta Selatan pada Sabtu, 28 September 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Dalam skema sederhana yang ia tampilkan, swasembada pangan mandiri energi merupakan cita-cita tertinggi di sektor pangan RI yang dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8 persen. Hal ini bisa diwujudkan melalui langkah-langkah konkret, seperti penerapan program pekarangan pangan bergizi, peningkatan di bidang produksi susu dan sapi, dan pengembangan komoditas ekspor strategis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut keterangan Amran, salah satu program yang telah dilaksanakan pengerjaannya di lapangan adalah pendirian kluster-kluster pertanian modern sebagai wujud transformasi dari pertanian yang masih menggunakan cara-cara tradisional. Praktik tersebut berkenaan dengan penerapan program swasembada pangan dalam negeri. “Khususnya di wilayah Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,” ucapnya.

Melalui blueprint rancangan Kementan, Amran mengharapkan kemandirian pangan Indonesia mampu terwujud melalui program-program yang termuat di dalamnya. “Pertanian modern adalah kluster ini sejajar dengan negara maju. Sehingga, nantinya, produktivitasnya naik, produksinya naik, biayanya bisa turun 50 persen,” tutur dia.

Berdasarkan paparannya, produktivitas yang dihasilkan dari penerapan pertanian modern mampu dieskalasi sebanyak 100 persen. Contohnya dengan menggunakan mesin traktor dalam membajak sawah dan memakai drone penebar bibit demi efektivitas dan efisiensi waktu.

Beberapa waktu sebelumnya, Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori sempat mempertanyakan kelayakan program pertanian modern yang digagas oleh Otorita IKN di ibu kota baru Kalimantan Timur. Ia mengingatkan agar kebijakan pertanian modern harus didahului dengan perencanaan yang matang, salah satunya dengan mempertimbangkan kegagalan program food estate oleh pemerintahan sebelumnya yang disebabkan tidak adanya proses perencanaan yang baik.

"Itu kan aspek perencanaan itu menjadi krusial, sering menjadi masalah dan tidak ada catatan keberhasilannya karena perencanaannya nggak bagus," katanya saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 September 2024.

M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

 

Hanin Marwah

Lulusan program studi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta. Bergabung dengan Tempo sejak awal 2024. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus