Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Menteri ESDM Beri Sinyal Akan Naikkan Harga Solar dan Pertalite, Kapan?

Pemerintah akan mengambil kebijakan menaikkan harga bahan bakar Solar dan Pertalite dalam merespons lonjakan harga minyak mentah dunia.

14 April 2022 | 07.47 WIB

Petugas memasang Noozle Pertalite sebelum peluncuran bahan bakar terbaru dari pertamina yang akan diluncurkan besok di SPBU Gandaria, Jakarta Timur, 23 juli 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Petugas memasang Noozle Pertalite sebelum peluncuran bahan bakar terbaru dari pertamina yang akan diluncurkan besok di SPBU Gandaria, Jakarta Timur, 23 juli 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, Arifin Tasrif menyatakan pemerintah akan mengambil kebijakan menaikkan harga bahan bakar Pertalite dan Solar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Arifin menjelaskan, langkah menaikkan harga tersebut sebagai implementasi strategi pemerintah dalam jangka menengah dan panjang dalam merespons dampak lonjakan harga minyak mentah dunia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Dalam (strategi) jangka menengah dan panjang, penyesuaian harga Pertalite, minyak Solar, dan mempercepat bahan bakar pengganti (kendaraan listrik, bahan bakar gas, bioetanol, maupun BioCNG)," kata Arifin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, di Jakarta, Rabu, 13 April 2022.

Saat ini, kata Arifin, ketegangan geopolitik global telah memicu harga minyak mentah dunia melambung tinggi. Akibatnya, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau ICP Maret 2022 menembus US$ 98,4 per barel.

Angka ICP ini jauh di atas asumsi APBN yang hanya mematok di US$ 63 per barel. "Adapun rata-rata crude price Aramco untuk elpiji telah mencapai US$ 839,6 per metrik ton di mana asumsi awal kami di tahun 2022 hanya sebesar US$ 569 per metrik ton," ucap Arifin. 

Tak hanya menaikkan harga Pertalite dan Solar, pemerintah telah menyiapkan strategi jangka pendek untuk menambah kuota dua jenis BBM bersubsidi tersebut. Hal ini dilakukan agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Pemerintah berencana menambah kuota Pertalite sebanyak 5,45 juta kiloliter menjadi 28,50 juta kiloliter. Sebab, ada kelebihan kuota realisasi penyaluran sebesar 14 persen pada periode Januari sampai Maret 2022.

Pemerintah juga mengusulkan kuota solar ditambah sebanyak 2,28 juta kiloliter menjadi 17,39 juta kiloliter. Adapun kenaikan kuota solar subsidi karena BBM jenis ini juga mengalami kelebihan kuota realisasi penyaluran sebanyak 9,49 persen periode Januari sampai Maret 2022.

Kelebihan kuota tersebut akibat peningkatan aktivitas pertambangan dan perkebunan karena harga komoditas global yang naik. 

Jika menilik APBN 2022, volume kuota Pertalite ditetapkan sebanyak 23,05 juta kiloliter dengan angka realisasi 6,48 juta kiloliter sampai dengan 2 April 2022. Dengan begitu, menyisakan kuota Pertalite sebanyak 16,57 juta kiloliter.

Adapun volume kuota Solar subsidi sebanyak 15,10 juta kiloliter dengan realisasi penyaluran mencapai 4,08 juta kiloliter dan menyisakan kuota sebanyak 11,02 juta kiloliter.

ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus