Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Mereka Berdendang Lagu Porno

Nelayan di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan, kini sedang panen telur ikan terbang. Tahun 1976, harga telur itu di luar negeri berkisar $ 16-20 per kg F.O.B.

14 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAPAL tanker raksasa dari ladang minyak di Saudi Arabia ke Jepang, jika tidak dibatasi, masih akan memilih route terdekat via Selat Malaka. Sudah berulang kali terjadi kecelakaan di alur yang sempit dan mendangkal ini. Maka orang berpaling ke Selat Lombok sebagai alur pengganti. Indonesia, terutama sekali, berkepentingan mempromosikan Selat Lombok yang kini masih belum banyak terpakai. Jika suatu ketika ramai pula tanker melintasinya, Selat Makassar pun akan tak kesepian lagi. Tapi akibatnya mungkin akan mematikan sumber penghasilan para nelayan di pesisir pantai barat Sulawesi Selatan. Sekarang ini, umpamanya, para nelayan di situ sedang memetik panen telur ikan terbang, juga suatu komoditi ekspor tapi belum banyak terdengar. Betapa besarnya arti panen itu, Ghazfan S. Ali di Ujung Pandang telah mengadakan penelitian. Dan untuk TEMPO Ghazfan, seorang karyawan Bank Bumi Daya menulis: Setiap tahun sekitar 200 ton telur ikan terbang mereka peroleh dari panen ini, biasanya mulai April sampai Agustus. Para nelayan tradisionil mulai dari kabupaten Majene sampai Bantaeng mempersiapkan diri sejak Pebruari, a.l. dengan memperbaiki perahu, membuat bubu-bubu (pekaja, kata orang di daeran ini) dan, termasuk penting, upacara selamatan. Perahu mereka berukuran 3 sampai 10 ton. Waktu bukan-musim, semua perahu itu menganggur dan diparkir saja. Jika Pemerintah Daerah mau mengkoordinir, perahu mereka tentu akan bisa dijadikan armada pengangkut barang. Bayangkan, di kecamatan Galesong saja terdapat 3.000 perahu, bisa mengangkut 16.000 ton. Pekaja terbuat dari anyaman bambu yang panjangnya lk. 1 meter. Muka belakang garis tengahnya membentuk suatu kerucut. Dua batang bambu berukuran lk. 0,5 m menahannya supaya jangan tenggelam dan alat pelampung itu diberi rumput laut. Di sekeliling mulut kerucut pekaja itu dilekatkan pula daun kelapa. Rata-rata 50 pekaja dalam tiap perahu yang disebarkan di laut dengan diikat oleh tali berjajar dua. Sambil memlnggu pekaja itu didatangi ikan tcrbang, mereka berdendang, menyanyikan lagu-lagu porno. Menurut kepercayaan, lagu-lagu itu akan menarik perhatian ikan terbang tersebut hingga bercumbu-rayu dan melepaskan telornya di pekaja. Bila terbang menyerbu pekaja, ikan itu menggeserkan badannya seolah-olah menari di atas daun kelapa dan rumpllt laut, mengiringi lagu nelayan. Di situ ikan melepaskan telurnya dan sebagian ikan itu terperangkap ke dalam pekaja. Adalah telur yang keluar dari ikan terbang itu saja yang dijadikan komoditi ekspor. Telur dalam perut ikan yang tertangkap tidaklah diambil. Inilah yang membuatnya istimewa. bukan seperti telur ikan dari RRC maupun sekitar Rusia, yang juga dibeli oleh Jepang. Ratusan jtlta ikan terbang (jantan maupun betina) menyerbu Selat Makassar untuk bertelur antara April dan Agustus. Tapi mereka sangat peka dengan bau minyak. Itu pula sebabnya nelayan tidak memakai perahu benuotor. Ke rnana ikan itu akan bertelur bila Selat Makassar telah menjadi alur pelayaran tanker raksasa? Berhubung Pemilu Eksportir umumnya mencukongi para nelayan. Bank membantu eksportir, yang adakalanya juga memperoleh uang muka dari importir Jepang. Tahun 1976, harga telur ikan terbang di luar negeri berkisar $ 16 s/d $ 20 pcr kg fob. Nelayan menjual pada eksportir sekitar Rp 4000 ($ 10) per kg basah (susut lk. 30%,). Ikan terbang itu sendiri dijualnya di pasar lokal Rp 5 per ekor. Telur ikan terbang sebagai komoditi : ekspor dari Sulawesi Selatan barulah di mulai 1968. Sebelumnya. ia dipasarkan untuk konsumen lokal saja. Tapi kemudian importir Jepang tertarik dan membelinya dalam jumlall yang meningkat dari hampir 4 ton di tahun 1968 sampai 11 ton (bernilai lebih satu juta dollar) di tahun 1976. Tahun ini, cuaca diperkirakan akan cukup membantu nelayan. Tapi mereka kehilangan 10 hari karena harus berani di tempat berhubung pemilu. Namun. ada kemungkinan hasil devisa lebih satn juta dollar akan masih bisa diperoleh. Prospek pemasaran telur ikan ini akan makin baik di Jepang. Apalagi daeran operasi nelayan Jepang sendiri makin menciut. karena Rusia barusan saja mentrapkan batas perairan 100 mil.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus