Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Merger Garuda, Citilink dan Pelita Air, Stafsus Erick Thohir: Cukup Satu Manajemen Mengelola Semua

Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, menanggapi wacana merger Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

23 Agustus 2023 | 21.08 WIB

Ketua PSSI, Erick Thohir didampingi anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga dan komedian Cak Lontong saat memberikan keterangan pers launching tiket pertandingan FIFA Matchday Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di Ruang Konferensi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023. Laga Timnas Indonesia vs Argentina akan digelar pada Senin 19 Juni 2023 di Stadion GBK. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Ketua PSSI, Erick Thohir didampingi anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga dan komedian Cak Lontong saat memberikan keterangan pers launching tiket pertandingan FIFA Matchday Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di Ruang Konferensi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin, 29 Mei 2023. Laga Timnas Indonesia vs Argentina akan digelar pada Senin 19 Juni 2023 di Stadion GBK. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara atau Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir, Arya Sinulingga, menanggapi wacana merger Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Arya mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir sudah mengatakan akan ada merger. Menurut Arya, merger ketiga maskapai pelat merah itu bagus agar satu pengelolaan untuk satu industri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi cukup satu manajemen mengelola semua, walaupun nanti terbagi-bagi," ujar Arya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat pada Rabu, 23 Agustus 2023.

Kendati demikian, Arya menampik merger ketiga maskapai BUMN itu akan menjadi satu dengan nama Garuda Indonesia. Menurut Arya, posisi Citilink tetap sebagai anak usaha Garuda, sedangkan posisi Pelita Air tengah dikaji. Adapun Pelita Air merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero).

Dia pun belum bisa memastikan apakah nantinya akan dibentuk holding seperti PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo. Sebagai informasi, Kementerian BUMN sebelumnya telah menggabungkan empat Pelindo menjadi satu perusahaan.

"Ya inbrengnya ke mana, apakah inbrengnya ke Garuda, apakah inbrengnya ke Citilink, kami nggak tahu. Apakah seperti subholding, kami belum tahu juga nih. Masih dikaji," papar Arya.

Arya membeberkan, Kementerian BUMN tengah mendiskusikan perihal penggabungan ketiga maskapai BUMN, termasuk dengan Pertamina. Dia juga belum bisa memastikan mengenai tenggat waktu merger tersebut. "Lagi dihitunglah, mudah-mudahan cepet," kata dia.

Selanjutnya: Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir....

Sebelumnya diberitakan, Erick Thohir mengungkapkan akan melakukan program efisiensi pada BUMN penerbangan untuk menekan biaya logistik.

"BUMN terus menekan logistic cost," kata Erick dalam keterangan resminya pada Senin, 21 Agustus 2023. 

Dia pun mencontohkan efisiensi di Pelindo, yakni dari empat menjadi satu perusahaan. Erick melanjutkan, biaya logistik Indonesia sebelumnya mencapai 23 persen, tapi sekarang 11 persen. 

"Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ujar Erick.

Selain untuk menekan biaya logistik, penggabungan ketiga maskapai BUMN itu juga untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat. Erick menilai, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. 

Perhitungan itu diketahui dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Di Amerika Serikat, kata Erick, ada 7.200 pesawat yang melayani rute domestik, dengan 300 juta penduduk. Sementara di Indonesia terdapat 550 pesawat, dengan 280 juta penduduk.

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus