DALAM rangka integrasi Garuda-Merpati per 1 Februari ini, sesuai dengan naskah alih operasi tahap ketiga, maka sejumlah jalur dalam negeri yang selama ini diterbangi Garuda akan diserahkan ke Merpati. Rute-rute tersebut adalah: dari Jakarta ke Palembang, Pekanbaru, Pangkalpinang, Tanjungpandan, Padang, Jambi, dan Bengkulu. Selanjutnya dari Palembang ke Batam dan Pangkalpinang, serta dari Pekanbaru ke Batam dan Medan. Manajer Area Garuda Wilayah Barat, Simon D. Tangdiombo, menyatakan bahwa melalui integrasi semacam itu, Garuda akan makin berkonsentrasi pada jalur penerbangan internasional. Ini tidak berarti semua lepas ke Merpati. Sebab, jalur-jalur yang menuju bandara yang dianggap pelabuhan internasional ( Jakarta-Batam-Medan-Banda Aceh) akan tetap diarungi oleh Garuda. Singkatnya, Merpati belum akan sepenuhnya memegang kendali penerbangan di Nusantara. Lagi pula, menurut Simon, Garuda masih tetap bertanggung jawab menangani sebagian tugas operasional dan manajemennya. Dalam pelaksanaannya, tidak hanya akan disediakan tiket tunggal berlogo Garuda dan Merpati. Tapi didukung pula oleh penyerahan tujuh DC 9 dari 18 yang dimiliki Garuda ke Merpati. Kemudian empat dari 34 unit F 28, disusul delapan buah lagi DC 9. Naskah alih operasi tahap ketiga ini sudah ditandatangani 11 Januari lalu, oleh Kepala Dinas Perencanaan Garuda (sebagai Ketua Tim Pusat Integrasi) Susikto dan Direktur Niaga Merpati A. Rozali. Setelah alih operasi tahap ketiga itu, Merpati tampaknya makin siap menghadapi persaingan bisnis penerbangan di dalam negeri yang sudah memasuki era jet. Sementara itu, perusahaan swasta Sempati sudah menggunakan tiga F 100 (direncanakan menjadi tujuh pada akhir 1991). Sedangkan Pelita Air Service optimistis, usaha sewa pesawatnya tidak akan kalah dalam persaingan. Direktur Utama Pelita Wage Mulyono, 56 tahun, mengatakan, kerja sama penerbangan carter akan mendukung yang reguler. Dalam carter itulah Pelita diharapkan akan berperan banyak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini