Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

MinyaKita Naik Harga, Ini Respons dari Berbagai Pihak dalam Menyikapinya

Kemendag dan Kemenko masih dalam tahap pembicaraan untuk menaikkan harga MinyaKita yang semula Rp14.000 menjadi Rp15.500, respons sejumlah pihak ada yang mendukung hingga mempertanyakan urgensinya.

10 Juni 2024 | 08.08 WIB

Pedagang menata minyak goreng bersubsidi Minyakita di Pasar Induk Rau kota Serang, Banten, Ahad, 12 Februari 2023.  Pedagang membatasi warga maksimal hanya bisa membeli 2 liter perorang dengan harga Rp15 ribu perliter atau diatas HET yang ditetapkan pemerintah Rp14 ribu perliter akibat terjadi kelangkaan. ANTARA/Asep Fathulrahman
Perbesar
Pedagang menata minyak goreng bersubsidi Minyakita di Pasar Induk Rau kota Serang, Banten, Ahad, 12 Februari 2023. Pedagang membatasi warga maksimal hanya bisa membeli 2 liter perorang dengan harga Rp15 ribu perliter atau diatas HET yang ditetapkan pemerintah Rp14 ribu perliter akibat terjadi kelangkaan. ANTARA/Asep Fathulrahman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - MinyaKita merupakan produk minyak gorengan kemasan rakyat yang diluncurkan massal oleh pemerintah sejak 6 Juli 2022 lalu. Dilansir dari kemendag.go.id, MinyaKita telah diedarkan nasional di seluruh wilayah Indonesia dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp14.000/liter. Minyak ekonomis ini diluncurkan pemerintah untuk memudahkan masyarakat Indonesia membeli minyak goreng dengan harga terjangkau tetapi kualitas masih memenuhi BPOM.

Baru-baru ini Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perekonomian tengah membahas kemungkinan naiknya harga MinyaKita menjadi Rp15.500 per liter. Pembicaraan tersebut masih melalui tahap diskusi termasuk mempertimbangkan kenaikan harga dengan mengubah revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 49 tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Meskipun demikian isu ini juga menjadi perdebatan di sejumlah kalangan berikut repons-reponsnya.

1. Walikota Pekalongan sebut kenaikan tidak terlalu memberatkan

Dikutip dari pekalongankota.go.id, kabar naiknya harga MinyaKita ditanggapi oleh HA Afzan Arslan Djunaid selaku Walikota Pekalongan. Menurutnya kenaikan dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dirasa tidak terlalu memberatkan warga. Selain itu, Afzan juga berharap agar kestabilan harga barang pokok tetap dijaga oleh pemerintah pusat dan kenaikannya tidak terlalu signifikan.

2. Ditjen Kemendag Memastikan Kenaikan Harga Melibatkan Lembaga dan Stakeholder Terkait

Bambang Wisnubroto selaku Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Ditjen Kemendag meyakinkan masyarakat bahwa kenaikan HET akan melalui berbagai pertimbangan serta diskusi yang melibatkan lembaga terkait dan juga stakeholder. Menurut Bambang ini merupakan langkah penting agar implementasi HET MinyaKita terbaru nantinya sesuai dengan kebijakan dan menarget masyarakat tanpa mengganggu daya belinya.

3. Direktur Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Menyebut Tidak Ada Kenaikan Biaya Produksi MinyaKita

Isu kenaikan HET MinyaKita telah terendus sejak Januari 2024 lalu dan mendapat respons dari Direktur GIMNI Sahat Sinaga. "Itu bukan diproduksi, itu di trading di jalan itu. Karena di kita enggak ada naiknya, harga CPO itu masih Rp11.200 per kilogram," jelas Sahat. Menurutnya tidak ada urgensi yang berarti untuk menaikkan HET MinyaKita karena harga bahan bakunya masih stabil. Lonjakan harga MinyaKita justru dilakukan oleh pelaku usaha pada bidang distribusi yang oleh Sahat disarankan untuk dipegang oleh BUMN saja agar tertib dan terarah.

4. Produsen Minyak Sawit Menyayangkan Kenaikan MinyaKita

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono buka-bukaan terkait sebab naiknya HET MinyaKita. Kenaikan harga disebut atas realisasi Domestic Market Obligation (DMO) yang menurutnya tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena lemahnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) di beberapa waktu terakhir. Penurunan ekspor CPO akibat permintaan global yang melandai, menurut Eddy tidak seharusnya MinyaKita dinaikkan HET-nya karena harga CPO masih tidak terlalu tinggi.

Pilihan Editor: Jika Harga BBM Naik 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus