Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Sepanjang tahun ini sudah dua tangki di kilang Cilacap yang dilalap api.
DPR mendesak Pertamina melakukan investigasi menyeluruh.
Selain di Cilacap, kebakaran terjadi di kilang Balongan pada 29 Maret lalu.
JAKARTA — Sepanjang tahun ini sudah dua tangki milik PT Pertamina (Persero) di kilang Cilacap yang habis dilalap api. Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional, Ifki Sukarya, menyatakan peristiwa tersebut membuat Pertamina kian waspada.
Kebakaran pertama di kilang Cilacap terjadi pada 11 Juni lalu. Kala itu api menghanguskan tangki di area 39 nomor T205. Tempat penyimpanan benzena, bahan baku pembuatan minyak mentah, itu terbakar mulai pukul 19.45 hingga 40 jam kemudian.
"Pasca-insiden itu, Pertamina segera menerapkan pencegahan dan penanganan kebakaran," kata Ifki kepada Tempo, kemarin. Strateginya berupa pemenuhan foam (busa pemadam api) sebanyak 200 persen dari estimasi kasus terburuk hingga proses pengajuan kendaraan mobile crane head truck.
Langkah proaktif lainnya adalah penerapan dokumen pengecekan untuk pekerjaan panas dan memasang detektor api. Perusahaan juga memasang penangkal petir di area tangki. Pemasangan earthing (pembumian) dan bonding (pengantar listrik) juga dilakukan untuk tangki, jaringan pipa, dan peralatan lain.
Namun upaya tersebut tak mencegah kebakaran terulang. Pada Sabtu malam lalu, giliran tangki di area 36 nomor T102 yang menyala. Tangki yang berisi Pertalite ini baru bisa dipadamkan keesokan harinya, Ahad, pukul 07.45, sejak terbakar pada Sabtu, pukul 19.20.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan pemicu kebakaran kedua mengarah pada sambaran petir. Dugaan tersebut datang dari hasil penyelidikan sementara kepolisian. "Tadi saya baru dapat data. Itu kemungkinan besar karena badai petir yang begitu luar biasa," katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo