Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pelabuhan
Jokowi Kecewa Dwelling Time Terlalu Lama
PRESIDEN Joko Widodo menilai dwelling time atau waktu tunggu kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, terlalu lama. Ia tambah kecewa karena tak memperoleh penjelasan gamblang ketika berkunjung ke pelabuhan terbesar di Indonesia itu, Rabu pekan lalu.
Berkali-kali Jokowi bertanya instansi mana yang menyebabkan dwelling time panjang. Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo, pejabat Direktorat Bea-Cukai Kementerian Keuangan, dan Direktur Utama PT Pelindo R.J. Lino tak bisa memberi jawaban pasti. "Urusan izin yang paling lama, instansi apa? Itu yang saya kejar," kata Jokowi.
Awalnya, pejabat Direktorat Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menjelaskan, secara umum, ada tiga jalur pengeluaran barang. Jika dirata-rata menghasilkan dwelling time 5,59 hari, turun dari tahun 2013 yang 8,9 hari.
Jokowi mempertanyakan waktu tunggu kontainer ada yang sampai 25 hari. Dia meminta waktu tersebut bisa dipangkas hingga menyamai negara tetangga. "Siapa? Bea-Cukai apa Kementerian Perdagangan? Siapa yang harus saya tanya?"
Perbankan
Direksi Bank Dki Dirombak
GUBERNUR DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama merombak jajaran direksi dan komisaris Bank DKI dalam rapat umum pemegang saham luar biasa, Rabu pekan lalu. Gubernur yang akrab disapa Ahok ini mengganti Direktur Utama Eko Budiwiyono dengan Kresno Sediarsi. Dia juga mengangkat Honggo Widjojo Kangmasto sebagai komisaris utama.
Kresno sebelumnya menjabat Direktur Operasi dan Teknologi Bank Mandiri. Adapun Honggo Widjojo adalah Direktur Operasi dan Teknologi Bank Negara Indonesia.
Menurut Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi DKI Jakarta Catur Luswanto, perombakan ini untuk meningkatkan kinerja perusahaan. "Pada 2014, kinerja Bank DKI menurun signifikan," ujarnya menirukan alasan Gubernur Basuki, Rabu pekan lalu.
Alasan lain adalah membengkaknya rasio kredit bermasalah. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, gross non-performing loan Bank DKI melonjak 4,81 persen pada kuartal pertama tahun ini. L
Industri
Samsung Resmikan Pabrik Di Bekasi
PABRIK perakitan telepon seluler milik Samsung resmi berdiri di atas lahan 6.000 meter persegi di Bekasi, Jawa Barat. Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan ekspansi Samsung di Indonesia bisa menjadi lokomotif investasi dan menarik pabrik ponsel global lain untuk mengikuti langkah serupa. "Kesungguhan Samsung ini diharapkan berlanjut hingga completely knocked-down dan surface mount technology," kata Saleh pada Selasa pekan lalu.
Produsen ponsel raksasa asal Korea Selatan itu menargetkan kapasitas produksi 1,5 juta unit per bulan. Pabrik perakitan itu akan menghasilkan telepon pintar, feature phone, dan sabak digital. Pada tahap pertama ini, Samsung berinvestasi hingga US$ 23 juta. L
Keuangan
Lebaran, Bi Siapkan Rp 125 Triliun
BANK Indonesia menyiapkan Rp 119-125 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai selama Ramadan dan hari raya Idul Fitri tahun ini. Gubernur BI Agus Martowardojo memprediksi kebutuhan cash mencapai target peredaran maksimal sekitar Rp 125 triliun. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu sebesar Rp 115 triliun.
"Kami akan memantau terus kebutuhan agar ketersediaan rupiah cukup," kata Agus di Jakarta, Rabu pekan lalu. Agus optimistis pasokan uang tunai untuk masyarakat aman. L
Investasi
Investor Berminat Bangun Pabrik Gula
MENTERI Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan ada 21 calon investor yang berniat membangun 10 pabrik gula di kawasan timur Indonesia. Nilai investasi seluruhnya mencapai Rp 50 triliun. "Jadi masing-masing pabrik sekitar Rp 5 triliun," kata Amran di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jakarta, Rabu pekan lalu. Amran bertamu ke kantor Kepala BKPM Franky Sibarani untuk membahas rencana investasi di bidang pertanian.
Amran menjelaskan, pemerintah akan menyiapkan lahan kebun tebu seluas 500 ribu hektare di tiga wilayah, yaitu Sulawesi Tenggara, Pulau Aru, dan Merauke. "Lahan akan disediakan pemerintah," katanya.
Rencananya, pabrik akan dibangun dengan kapasitas 10-12 ribu ton tebu per hari. Harapannya, tidak ada lagi perbedaan harga gula yang signifikan antara Indonesia bagian barat-terutama Jawa-dan bagian timur.
Franky menambahkan, ada tiga hal yang disepakati: investor harus memiliki cukup modal, pemerintah akan membantu menyediakan lahan, dan BKPM membantu perizinan. "Sebelum Lebaran, kami akan memanggil calon investor untuk dibahas lagi." L
Energi
Subsidi Listrik Dicabut Bertahap
PEMERINTAH berencana mencabut subsidi tarif listrik kelompok rumah tangga, atau golongan 450 dan 900 volt ampere (VA), secara bertahap mulai 2016. Alasannya, menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Jarman, subsidi yang dikeluarkan pemerintah selama ini terlalu besar.
Ia menjelaskan, tarif keekonomian untuk golongan 450 dan 900 VA sebesar Rp 1.500 per kilowatt-jam (kWh), tapi masyarakat membayar tak sampai Rp 450. "Kami mengusulkan kenaikan tarif agar subsidi mengecil," kata Jarman di Jakarta, Selasa pekan lalu.
Pemerintah juga akan mengajukan pengurangan subsidi listrik golongan lain, seperti industri (i1) dan bisnis kecil di bawah 6.600 VA. Rencananya, kata Jarman, dana realokasi subsidi itu akan digunakan membangun infrastruktur listrik.
Pada akhir Mei lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyampaikan rencana pemerintah tidak lagi mensubsidi tarif. Subsidi akan disalurkan langsung ke rumah tangga miskin dan rentan miskin. L
Otomotif
Produksi Mobil Merosot
KINERJA produsen otomotif di Tanah Air merosot seiring dengan pelemahan ekonomi beberapa bulan belakangan. Sepanjang Januari-Mei tahun ini, produksi mobil turun 12,8 persen dibanding posisi tahun lalu dari 558.023 menjadi 486.172 unit.
Menurut Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bemotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto, merosotnya produksi mobil dari pabrik dalam negeri ini akibat terpukulnya pasar domestik. "Tahun ini memang berat sekali," kata Jongkie, Rabu pekan lalu. Karena itu, Gaikindo merevisi target penjualan tahun ini menjadi 1,1 juta unit, dari sebelumnya 1,2 juta unit. L
Perikanan TUJUH bank dinyatakan siap menyalurkan kredit lunak untuk nelayan senilai Rp 7,15 triliun. "Kami memfasilitasi untuk nelayan cantrang yang mau mengganti alat tangkap ramah lingkungan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kamis pekan lalu.
Ketujuh bank tersebut ialah Bank BNI sebesar Rp 1,054 triliun, BRI Rp 4,807 triliun, BTPN Rp 99 miliar, Bank Danamon Rp 317 miliar, Bank Mandiri Rp 1,530 triliun, Bank Permata Rp 320 miliar, dan Bank Bukopin Rp 89 miliar. Pembiayaan perbankan ini merupakan bentuk dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan terhadap sektor perikanan.
Target awal program ini adalah 45 kapal cantrang di Tegal, Jawa Tengah, yang difasilitasi oleh 25 kreditor senilai Rp 12 miliar. Nantinya program ini berlaku bagi kapal yang masih menggunakan alat tangkap pukat harimau di seluruh wilayah Indonesia. l
Tujuh Bank Kucurkan Kredit Nelayan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo