Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen Ekonomi

25 Mei 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beras
Peredaran Beras Plastik Terungkap

PT Sucofindo mengkonfirmasi dugaan peredaran beras mengandung plastik di Pasar Tanah Merah, Perumahan Mutiara Gading Timur, Bekasi. Hal ini dibuktikan melalui uji laboratorium terhadap sampel beras yang diambil dari pasar tersebut. "Beras mengandung senyawa plastik," kata Kepala Bagian Pengujian Sucofindo Adisam, Kamis pekan lalu.

Sampel yang diuji diambil dari beras milik Dewi Septiani, warga Bekasi yang melaporkan dugaan itu dua hari sebelumnya. Menurut Adisam, bukan hanya ciri fisik yang berbeda, kandungan protein beras plastik juga lebih tinggi ketimbang beras asli.

Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, Widodo, lebih memilih menunggu hasil uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan dalam pengujian sampel beras yang diduga plastik. "Belum jelas apakah itu beras sintetis atau beras plastik."l

Mineral
Rachmat Gobel Revisi Aturan Ekspor Timah

KEMENTERIAN Perdagangan menerbitkan peraturan baru berisi pengetatan ekspor timah, yang berlaku mulai 1 Agustus mendatang. Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan dalam revisi aturan itu disebut jenis timah yang bisa diekspor turun dari empat jenis menjadi tiga jenis. "Yang boleh diekspor timah murni batangan, timah solder, dan timah barang lainnya," ujarnya Selasa pekan lalu.

Ketua Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Jabin Sufianto menilai pengetatan ekspor akan menurunkan produksi timah hingga di bawah 70 ribu ton tahun ini. "Produksi timah akan kembali seperti tiga tahun silam," katanya. Penurunan produksi akan mengerek harga timah dunia yang sedang anjlok hingga US$ 17 ribu per ton kembali ke level US$ 23 ribu per ton.

Menteri Perindustrian Saleh Husin berharap aturan baru bisa menekan ekspor ilegal. Indonesia adalah produsen timah terbesar di dunia-mencapai 96 ribu ton per tahun. Namun jumlah produksi timah murni batangan justru kecil. Sebaliknya, Cina memproduksi 152 ribu ton timah batangan, padahal bijih timahnya hanya 85 ribu ton. Begitu pula Malaysia dan Thailand. "Banyak timah kita diekspor secara ilegal," katanya.

Bunga Bank
Bi Pertahankan Kebijakan Moneter Ketat

RAPAT Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada angka 7,5 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan BI juga menahan suku bunga deposit facility 5,5 persen dan lending facility 8 persen. "Ini sejalan dengan kebijakan moneter BI yang cenderung ketat agar menjaga inflasi 4 plus-minus 1 persen pada 2015 dan 2016," katanya Selasa pekan lalu.

Agus mengatakan kebijakan ini juga bermaksud mengarahkan defisit transaksi berjalan yang sehat pada kisaran 2,5-3 persen produk domestik bruto dalam jangka menengah. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan suku bunga acuan tak mungkin turun jika inflasi masih tinggi. Saat ini inflasi masih berada di angka 6,79 persen. L

Pangan
Pemerintah Tambah Kuota Impor Sapi

PEMERINTAH akan menambah kuota impor sapi potong 29 ribu ekor pada kuartal kedua 2015. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Partogi Pangaribuan mengatakan penambahan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan menjelang Ramadan dan Lebaran. "Izin impor diterbitkan untuk menjaga stabilitas harga," katanya Rabu pekan lalu.

Sebelumnya, pemerintah menerbitkan izin impor 250 ribu ekor sapi bakalan dan sekitar 20 ribu ekor sapi potong pada kuartal kedua 2015. Pemerintah juga akan membuka keran impor daging beku jenis secondary cut, bahan baku rendang. Importir yang ditunjuk adalah perusahaan pelat merah alias badan usaha milik negara.

Kenaikan kuota impor sapi potong menambah sulitnya sapi lokal masuk ke pasar gemuk seperti Jakarta dan sekitarnya. Saat ini rumah potong hewan di kawasan ini 97 persen memotong sapi impor, baik sapi potong maupun sapi bakalan yang sudah digemukkan. l

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus