Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Neraca Dagang Surplus 57 Bulan Beruntun, Kemenkeu Siapkan Langkah Antisipasi Pelambatan Ekspor

Kementerian Keuangan tetap mengantisipasi pelambatan ekspor global meski neraca perdagangan masih surplus. Kenapa?

17 Februari 2025 | 21.00 WIB

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024. TEMPO/Ilona
Perbesar
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 16 Desember 2024. TEMPO/Ilona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus US$ 3,45 miliar pada Januari 2025. Dengan demikian, surplus neraca telah terjadi selama 57 bulan beruntun sejak Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surplus terjadi ketika nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor pada satu periode tertentu. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan pemerintah bakal terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Pemerintah menyiapkan langkah antisipasi melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi sumber daya alam, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama,” ujar Febrio lewat keterangan resmi, Senin, 17 Februari 2025.

Febrio mengatakan neraca perdagangan Indonesia masih menunjukkan resiliensi dengan mencatatkan surplus di tengah perdagangan global yang masih melemah. Surplus menurut dia  didorong oleh upaya peningkatan nilai tambah produk dan diversifikasi perdagangan.

Hal tersebut, kata dia, terlihat pada kontribusi sektor industri pengolahan, pertanian, dan perkebunan yang mengalami peningkatan terhadap neraca. Ekspor Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar US$ 21,45 miliar. Nilai ini meningkat sebesar 4,68 persen secara tahunan (yoy). 

Peningkatan ekspor didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas di tengah kontraksi ekspor migas. Secara sektoral, ekspor sektor pertanian dan sektor industri pengolahan tercatat tumbuh masing-masing sebesar 45,46 persen (yoy) dan 14,02 persen (yoy). Sementara itu, kinerja ekspor tiga komoditas utama yaitu CPO, Batubara, serta Besi dan Baja, tercatat mengalami kontraksi. 

Sedangkan impor Indonesia pada Januari 2025 tercatat sebesar US$ 18,00 miliar atau terkontraksi 2,67 persen (yoy). Penurunan impor menurut Febrio disebabkan oleh kontraksi impor migas dan nonmigas. Dari sisi penggunaan, impor barang modal tercatat tumbuh, namun impor barang konsumsi dan impor bahan baku penolong tercatat mengalami pelambatan. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus