Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah masih akan mengalami pelemahan dalam perdagangan Senin pekan depan. Adapun dalam penutupan perdagangan Jumat sore, 23 Desember 2022, rupiah juga telah melemah 10 poin di level Rp 15.593 per dolar AS—meski sebelumnya melemah 30 poin di level Rp 15.583 per dolar AS.
“Pelemahan rupiah memang masih terjadi di tengah tren positif kinerja perekonomian Indonesia yang cukup baik,” ujar Ibrahim melalui keterangan tertulis, Jumat, 23 Desember 2022.
Adapun untuk kuartal IV tahun ini, Ibrahim melanjutkan, perekonomian Indonesia tetap melanjutkan tren positif sebagaimana yang diprediksi para ekonom. Hal ini terlihat dari indikator pendukung, seperti angka inflasi yang berhasil dikendalikan pemerintah selama dua bulan terakhir. Sehingga, secara year to date (ytd), angka inflasi Indonesia baru mencapai 4,82 persen pada November 2022.
“Jika kita gunakan asumsi tingkat inflasi rata-rata di bulan Desember, maka inflasi akhir tahun 2022 diperkirakan berada pada kisaran 5,4 persen hingga 5,6 persen lebih baik dibandingkan dengan konsensus pasar yang memperkirakan inflasi akhir tahun bisa tembus 6,7 persen,” kata Ibrahim.
Selain inflasi, indicator baik lainnya juga terlihat dari kinerja neraca perdagangan yang masih menunjukkan tren positif. Pada bulan November, neraca Perdagangan mencatatkan angka USD5,16 miliar atau melanjutkan surplus sepanjang 31 bulan terakhir. Dengan capaian tersebut, Ibrahim mengatakan Indonesia dapat dipastikan Neraca Transaksi Berjalan (NTB) atau Current Account Balance Indonesia akan mengalami surplus dalam kisaran 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo telah menyampaikan bahwa pelemahan rupiah sejauh ini disebabkann lantaran dolar yang terus mengalami penguatan. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan The Fed yang terus menaikkan suku bunga. Namun dia optimistis rupiah dapat kembali ke fundamental ketika ketidakpastian global menurun.
“Dan kami yakin tahun depan nilai tukar akan menguat ke fundamental,” kata Perry dalam acara Outlook Ekonomi Indonesia 2023 di Hotel Ritz Carlton, Rabu, 21 Desember 2022.
BI juga memperkirakan outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan berada di angka 4,5 persen sampai 5,3 persen. Dengan inflasi akhir tahun 2022 sebesar 5,4 persen. Perry Warjiyo juga memprediksi semester I tahun 2023 inflasi inti akan berada di bawah 4 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini