Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Ongkos Berat Kereta Ringan

Pengoperasian LRT Jabodebek dihantui kebutuhan biaya tinggi. Pengeluaran teranyar datang dari persoalan rel dan keausan roda.

17 November 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sistem GoA 3 membutuhkan durasi pemasangan dan pengujian yang panjang.

  • Persoalan keausan roda kereta akan meningkatkan biaya operasional LRT Jabodebek.

  • Manajemen KAI juga memesan 1.000 roda baru dari Inka.

JAKARTA – Para praktisi dan pakar transportasi menganggap hampir seluruh proses pengembangan light rail transit Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (LRT Jabodebek) memicu beban biaya jumbo. Ketua Forum Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Aditya Dwi Laksana menyebut LRT Jabodebek sebagai proyek kereta ringan termahal di Indonesia.

Pemicunya adalah penggunaan teknologi kemudi non-masinis. Sistem bernama Grade of Automation (GoA) 3 itu membutuhkan durasi pemasangan dan pengujian yang panjang sehingga memicu pembengkakan biaya (cost overrun) dan menghilangkan potensi pendapatan awal. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sarana dan prasarana yang lebih canggih membuat kebutuhan investasinya semakin tinggi,” kata Aditya kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biaya investasi pengerjaan LRT Jabodebek sempat membengkak dari Rp 29,9 triliun menjadi Rp 32,5 triliun karena target pengoperasian perdananya molor sampai dua kali, sejak akhir 2021 hingga pertengahan tahun ini. Artinya, dalam periode tersebut, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menanggung cost overrun hingga Rp 2,6 triliun. Untuk menggarap proyek tersebut, KAI mencari pinjaman sindikasi sebesar Rp 22,3 triliun dari 15 bank. Sisa ongkos itu dibantu pemerintah melalui penyertaan modal negara sebesar Rp 10,2 triliun. 

Salah satu proses yang memicu biaya besar bagi manajemen LRT Jabodebek, kata Aditya, adalah pembangunan depo kereta di Bekasi. Proyek depo itu sempat terhambat pembebasan lahan sehingga mengacaukan jadwal peluncuran kereta ringan. Tidak hanya menghadapi cost overrun, KAI juga kehilangan potensi pendapatan pertama sebesar Rp 587,7 miliar—angka yang seharusnya didapat jika LRT bisa dikomersialkan sejak pertengahan 2022. 

Nilai pembangunan LRT Jabodebek jauh di atas dua proyek kereta ringan lain. Biaya pengerjaan LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome oleh PT Jakarta Propertindo alias Jakpro hanya berkisar Rp 6,8 triliun. Namun itu karena jalurnya pun hanya sepanjang 5,8 kilometer. Sementara itu, investasi LRT Palembang sepanjang 23 kilometer di Sumatera Selatan mencapai Rp 10,9 triliun. 

Cost Overrun LRT Jabodebek

Petugas lintas raya terpadu (LRT) atau kereta ringan melakukan perawatan di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, 7 November 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio, mengatakan beban biaya pembangunan depo Bekasi itu bisa saja dilepas seandainya LRT Jabodebek memakai jenis rel selebar 1.067 milimeter. Ketika LRT diinisiasi pada 2015-2016, Kementerian Perhubungan mencanangkan pemakaian rel 1.067 mm yang cocok dengan mayoritas kereta KAI.

Jika rel itu yang dipakai, LRT Jabodebek bisa dikandangkan di depo yang sudah ada, seperti di depo KAI Manggarai. Namun, kata Agus, pemerintah DKI Jakarta kala itu memaksakan penggunaan rel 1.435 mm—jenis rel yang biasa dipakai kereta berkecepatan di atas 120 kilometer per jam.

“Padahal LRT hanya kereta dalam kota yang kecepatannya tidak setinggi itu,” tutur Agus. Karena akhirnya memakai rel 1.435 mm, kata dia, kereta ringan Jabodebek semakin mahal karena harus dibangun dengan depo sendiri. Pengeluaran KAI pun membengkak untuk kebutuhan perawatan rel tersebut.

Jika dibandingkan dengan perkiraan investasi awal, kata Agus, biaya pembangunan LRT Jabodebek lebih mahal Rp 12,6 triliun dari seharusnya. Namun Agus, yang sempat menjadi anggota Komisi Pengawas Pembangunan LRT bentukan Kementerian Perhubungan pada 2015, tidak menghafal persis sumber perhitungan tersebut. “Sekarang persoalan roda aus tentu kembali menambah anggaran.”

Yang dimaksudkan Agus adalah keausan roda yang membuat 17 rangkaian LRT Jabodebek masuk bengkel sejak pertengahan bulan lalu. Roda sepur ringan itu diduga terkikis dan harus dibubut oleh PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka karena adanya anomali pada desain rel lengkung pendek LRT Jabodebek. Pembangunan rel itu diduga tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api.

Agar laju kereta tidak tersendat, rel jenis 1.435 mm yang dibangun di jalur menikung pendek—dengan radius lengkung di bawah 250 meter—wajib dilebarkan hingga 20 mm. Namun rel di beberapa belokan pendek LRT dengan radius kurang dari 150 meter hanya dilebarkan sekitar 10 mm. 

Memesan 1.000 Roda Baru

Penumpang lintas raya terpadu (LRT) atau kereta ringan menuju Stasiun Jatimulya dari Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, 7 November 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Sesuai dengan dokumen evaluasi LRT Jabodebek oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan yang diperoleh Tempo, kikisan itu menimbulkan serbuk besi dan merusak beberapa bagian rel. Tak hanya membubut, manajemen KAI juga memesan 1.000 roda baru dari Inka. Kedua upaya itu, Agus mengimbuhkan, tidak menyelesaikan perkara LRT Jabodebek. 

“Selama lebar rel belum disesuaikan dengan jari-jari lengkung, jangan harap persoalan keausan ini dapat diselesaikan,” kata dia.

Sumber Tempo yang mengikuti seluruh proses perencanaan dan pengembangan LRT Jabodebek memperkirakan harga pasaran roda sepur ringan bisa menyundul US$ 1.200 per keping atau sekitar Rp 18,6 juta. “Tapi harga itu masih perkiraan, tergantung lelang,” ucap dia, kemarin. “Kalau harga pembubutan, hanya KAI yang tahu.”

Sampai berita itu ditulis, manajemen KAI belum menyahut pertanyaan Tempo ihwal biaya perawatan roda 17 rangkaian LRT Jabodebek. Sejumlah pejabat PT Inka juga belum menggubris pertanyaan mengenai harga dan proses pembubutan roda LRT. Melalui keterangan tertulis pada 1 November lalu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal memastikan unitnya memeriksa kondisi rel dan roda sepur ringan demi keselamatan penumpang.

“Berdasarkan temuan inspektur kami di lapangan, ditemukan pengikisan (aus) pada ruas-ruas jalur tertentu. Kami tengah melakukan pemeriksaan roda dan kondisi rel untuk mengatasi hal tersebut,” kata Risal.

YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus