Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerald Plate mengecam tindakan Organisasi Papua Merdeka (OPM) menembak sembilan karyawan PT Palapa Timur Telematika (PT PTT) di Kabupaten Puncak, Papua. Delapan dari sembilan pekerja itu tewas di tempat saat insiden terjadi pada Rabu, 2 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sangat mengecam insiden pembunuhan dan tindakan kekerasan fisik yang akibatkan hilangnya nyawa para pekerja dan teknisi lapangan PT PTT di tengah upaya menjalankan tugas melakukan percepatan pemerataan konektivitas digital di Indonesia dan secara khusus di Papua,” ucap Johnny saat dihubungi melalui pesan pendek, Jumat, 4 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Johnny juga menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga yang menjadi korban serangan senjata. Peristiwa itu berlangsung di Site Repeater B3 (CO 53M 756085 9585257) Distrik Mulia.
Selain korban jiwa, kejadian ini mengakibatkan beberapa bangunan serta infrastruktur fisik di sekitar Site Repeater B3 rusak. Johnny berharap agar pihak berwenang segera melakukan penegakan hukum dan pemulihan keamanan.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama tetap menjaga dan menciptakan situasi yang aman agar pembangunan infrastruktur Telekomunikasi dapat dilakukan dengan lancar di Papua,” ucap Johnny.
Adapun saat ini, PT PP sedang melakukan evakuasi terhadap para pekerja PT PTT, baik korban yang meninggal maupun seorang staf yang selamat. Evakuasi memperhatikan situasi keamanan dan keadaan cuaca setempat. Untuk memperlancar proses evakuasi, perusahaan melakukan koordinasi dengan aparat keamanan dan berbagai pihak.
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) mengaku bertanggung jawab atas penembakan yang terjadi. “TPNPB di bawah pimpinan Gen Goliath Tabuni dan Mayjen Lekagak Telenggen bertanggung jawab atas penembakan itu,” ujar Juru Bicara Komisi Nasional TPNPB - OPM, Sebby Sambom, melalui pesan WhatsApp, Jumat pagi, 4 Maret 2022.
Menurut Sebby, tidak ada alasan yang membenarkan keberadaan warga sipil di wilayah tersebut. Karena, kata dia, TPNPB sudah mengumumkan dan meminta warga sipil segera meninggalkan wilayah perang.
Sebby juga menjelaskan alasan TPNPB - OPM bertanggung jawab penuh atas penembakan ini. “Karena perintah perang telah diumumkan oleh Komandan Operasi Umum TPNPB Mayor Jenderal Lekagak Telenggen pada 2017 Di Jambi, Puncak Jaya, Papua,” tutur dia.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MOH KHORY ALFARIZI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.