Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Optimisme Inflasi Sektor Pangan

Harga berbagai komoditas pangan mulai naik sekitar 15 persen sejak beberapa hari menjelang Ramadan. Meskipun terjadi kenaikan harga, Kementerian Koordinator Perekonomian memperkirakan inflasi pada bulan puasa tahun ini tetap terkendali.

13 April 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Inflasi rendah karena daya beli masyarakat belum pulih.

  • Harga daging ayam dan telur mulai naik.

  • Kementerian Pertanian melakukan intervensi distribusi dari daerah surplus ke daerah defisit.

JAKARTA – Harga berbagai komoditas pangan mulai naik sekitar 15 persen sejak beberapa hari menjelang Ramadan. Meskipun terjadi kenaikan harga, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Iskandar Simorangkir, memperkirakan inflasi pada bulan puasa tahun ini tetap terkendali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bulan lalu (Maret), inflasi bulanan hanya sekitar 0,08 persen, walaupun harga cabai rawit, daging ayam ras, dan lainnya naik," ujar Iskandar kepada Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iskandar menyatakan bahwa lemahnya inflasi terjadi karena daya beli masyarakat belum pulih serta sejumlah daerah masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Selain itu, ia mengimbuhkan, pemerintah terus mendorong koordinasi antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

Pemerintah memperkirakan penerapan prinsip-prinsip "4K", yang terdiri atas keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif, bakal menjaga inflasi bulanan pada April dan Mei tetap rendah. “Diprediksi berada pada kisaran 0,1-0,3 persen month-to-month," kata dia.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriardi, menyebutkan beberapa bahan pokok yang harganya telah naik adalah daging ayam sekitar Rp 35 ribu per ekor dan telur sekitar Rp 24 ribu per kilogram. Meski begitu, harga-harga bahan pokok diprediksi kembali turun dalam beberapa hari ke depan.

"Memasuki Ramadan akan turun dan menjelang Idul Fitri pasti naik lagi. Kenaikan dengan koefisien varian di bawah 15 persen itu wajar," tuturnya. Agung juga menjamin ketersediaan beberapa komoditas impor, seperti bawang putih, daging sapi, daging kerbau, dan gula pasir. Menurut dia, pemerintah telah berkoordinasi agar pasokan komoditas tersebut bisa masuk ke Indonesia sesuai dengan target.

Petugas mengemas cabai rawit merah dalam Gelar Pangan Murah (GPM) Kementerian Pertanian menjelang Ramadan, di Rusunawa Jatirawasari, Jakarta, 12 April 2021. TEMPO/Tony Hartawan

Berdasarkan rapat koordinasi terbatas bersama Kementerian Koordinator Perekonomian, pemerintah sudah memutuskan volume impor bawang putih hingga Mei mendatang sebesar 202 ribu ton, daging kerbau dan sapi 111 ribu ton, serta gula pasir 796 ribu ton. "Kami pantau terus realisasinya. Kami juga bertemu dengan importir," ujar Agung.

Agung mengharapkan kondisi harga dan pasokan bahan pangan pada tahun ini bisa seperti tahun lalu. Menurut dia, tahun lalu pasokan serta harga pangan bisa terkendali dengan baik. Untuk memastikan pasokan pangan di daerah terpencil, Agung mengungkapkan, Kementerian Pertanian terus memantau melalui Sistem Informasi Monitoring Stok Pangan Strategis Nasional.

"Setiap pekan kami punya angka ketersediaan pangan di setiap daerah, termasuk di daerah terpencil. Bersama pemangku kepentingan, kami melakukan intervensi distribusi dari daerah yang surplus ke daerah yang defisit," ujarnya.

Bank Indonesia memperkirakan tingkat inflasi pada April mencapai 0,08 persen secara bulanan dan 1,37 persen secara tahunan. Perkiraan tersebut diperoleh berdasarkan survei pemantauan harga pada pekan II April 2021. Dengan perkembangan tersebut, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono berujar bahwa perkiraan inflasi April secara tahun kalender sebesar 0,53 persen.

"Penyumbang utama inflasi April hingga pekan kedua yaitu komoditas daging ayam ras 0,05 persen; jeruk dan cabai merah masing-masing 0,02 persen; serta minyak goreng 0,01 persen," ucap Erwin.

Sementara itu, kata dia, komoditas yang menyumbang deflasi ialah telur ayam ras -0,04 persen; cabai rawit -0,03 persen; serta kangkung, bawang merah, bayam, dan beras masing-masing -0,01 persen. Menurut Erwin, bank sentral bakal terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memantau penyebaran Covid-19 serta dampaknya terhadap perekonomian.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengaku telah memantau sejumlah pasar tradisional pada pekan lalu. Ia menyatakan harga bahan kebutuhan pokok stabil dan pasokannya cukup untuk Ramadan serta Idul Fitri tahun ini. Misalnya, kata Lutfi, harga bawang stabil di kisaran Rp 18-21 ribu per kilogram.

Kemudian harga cabai rawit merah, yang sempat menyentuh Rp 100 ribu per kilogram, sekarang mendekati level Rp 70 ribu per kilogram. Menteri Lutfi memprediksi harga cabai menurun lagi menjelang panen. Begitu pula dengan harga cabai merah besar dan cabai merah keriting. "Kami menjamin pada Ramadan tahun ini harga-harga bahan pokok terjangkau, bahkan cenderung menurun."

LARISSA HUDA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus