Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menolak proses pelaksanaan pemilihan presiden dinilai tidak mengubah hasil pemilihan presiden.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kemarin melemah 43,60 poin (0,85 persen) ke level 5.083,52. Indeks sempat menembus level terendahnya di 5.020 setelah pernyataan Prabowo.
Analis dari PT First Asia Capital, David Nathanael, menilai pernyataan Prabowo menolak penghitungan suara pilpres membuat risiko ketidakpastian di pasar meningkat. "Pasar khawatir situasi politik semakin memanas sehingga memilih untuk menjual sahamnya."
Calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan politiknya untuk menarik diri dari proses pelaksanaan pilpres. Ia menuding pilpres tidak demokratis dan tidak adil karena banyak rekomendasi Badan Pengawas Pemilu yang tidak digubris oleh KPU.
Menurut David, situasi pemilihan presiden yang cukup kondusif telah mendorong investor ramai-ramai membeli portofolio saham. Jadi, wajar bila mereka menjual saham ketika risiko berbalik meningkat. Meski demikian, pernyataan Prabowo dinilai tidak mengubah kepastian politik. Pasar tetap meyakini Joko Widodo-Jusuf Kalla bakal memenangi pemilu presiden, bahkan walau sampai ke Mahkamah Konstitusi sekalipun.
Hari ini, indeks diperkirakan masih bergerak di level 5.000-5.100 dengan potensi masih fluktuatif. IHSG yang telah mengalami reli cukup signifikan memang sudah saatnya terkoreksi. Apalagi menjelang libur panjang, pelaku pasar akan cenderung menjual saham. "Pernyataan negatif dari Prabowo hanya dimanfaatkan sebagai momentum untuk merealisasi keuntungan," ujar David.PDAT | M. AZHAR
Investor Tanggapi Negatif Pernyataan Prabowo
JAKARTA - Mata uang rupiah berbalik melemah sesaat setelah calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan pernyataannya yang menolak pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres). Pernyataan yang dianggap semakin memunculkan suasana ketidakpastian tersebut diucapkan Prabowo dua jam sebelum pengumuman rekapitulasi suara pilpres tingkat nasional dan penetapan presiden-wakil presiden yang baru.
Walhasil, laju nilai tukar rupiah yang sempat menguat ke level 11.516,3 per dolar Amerika dalam perdagangan siang kemarin mengalami pembalikan arah. Dalam penutupan pasar uang, rupiah berakhir melemah 34,3 poin (0,30 persen) ke level 11.606,3.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan, di tengah optimisme investor akan kehadiran presiden baru, pernyataan Prabowo menjadi sentimen negatif bagi pergerakan rupiah. Pelaku pasar yang khawatir hal tersebut akan memunculkan ketidakpastian baru akhirnya cenderung melepaskan sementara aset-aset rupiah yang tengah dimiliki. "Investor menanggapi negatif pernyataan Prabowo," ucap dia.
Menurut Daru, pemberitaan negatif memang lebih direspons investor ketimbang pemberitaan positif. Pasalnya, dalam tren penguatan rupiah yang sudah terjadi selama beberapa hari terakhir, pemberitaan negatif rentan dimanfaatkan sebagai momentum untuk melakukan aksi ambil untung (profit taking).
Karena itu, Daru pun memprediksi rupiah tetap berpeluang melanjutkan koreksi pada hari ini. Ada kemungkinan rupiah hanya bergerak pada level 11.560-11.660 per dolar. "Secara teknikal, rupiah memang masih bergerak dalam fase tersebut," kata Daru.
Meskipun demikian, meredanya sementara ketegangan konflik yang terjadi di Gaza dan Ukraina tetap berpeluang menjaga laju positif rupiah. Berkurangnya permintaan dolar sebagai safe haven membuat likuiditas dolar di pasar domestik sedikit terjaga.MEGEL JEKSON
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo