Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ekonomi

Pemerintah Desak Kontraktor Percepat Proyek Patimban

Pelabuhan Patimban akan beroperasi secara terbatas pada November.

10 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA – Kementerian Perhubungan dan pemerintah Jawa Barat menargetkan Pelabuhan Patimban di Subang bisa beroperasi secara terbatas pada November. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi optimistis pembangunan fase pertama bisa selesai sebulan sebelum soft launching digelar. "Beberapa pekerjaan harus segera diselesaikan oleh kontraktor,” kata dia, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Budi, ada sejumlah pekerjaan yang tersisa dalam proyek strategis nasional di Jawa Barat itu, dari penyelesaian jalur masuk dan keluar (ramp on-ramp off), pembuatan jalan akses, penetapan alur pelayaran dan perairan pandu, hingga pemilihan operator.

Dalam cetak biru perencanaan proyek, Pelabuhan Patimban akan dibangun dalam tiga tahap sejak 2018 hingga 2027. Fase awal adalah pembukaan layanan berkapasitas 3,75 juta twenty-foot equivalent units (TEUs) peti kemas. Selanjutnya, kapasitas akan ditambah menjadi 5,5 juta TEUs. Pada tahap terakhir atau ultimate, kapasitas pelabuhan menjadi 7 juta TEUs. Kontraktor proyek ini antara lain Penta Ocean, PT Wijaya Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Adhi Karya, Toyo Construction, dan Wakachiku Construction.

Pelabuhan Patimban melayani bongkar-muat peti kemas dan terminal ekspor-impor kendaraan yang disinggahi kapal-kapal berukuran besar. Di fase ultimate, pelabuhan ini bisa menampung 600 ribu unit kendaraan utuh per tahun. Adapun di tahap pertama melayani 218 ribu unit kendaraan. Pelabuhan Patimban memang menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) Kementerian Perhubungan dengan anggaran Rp 41,3 triliun pada 2021.

Budi berharap pelabuhan ini dapat mengurangi lalu lintas ekspor-impor, khususnya untuk produk otomotif, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pelabuhan Patimban akan terintegrasi dengan jalan tol, jalur kereta api, serta Bandara Kertajati di Majalengka.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan proses pembangunan tahap pertama Pelabuhan Patimban sudah mencapai 90 persen. Dia mengklaim sudah mengawal proyek tersebut sejak penyelesaian penetapan lokasi pada tahun lalu. Termasuk melalui perundingan dengan sejumlah tokoh agar tak terjadi masalah sosial. "Kami berkoordinasi untuk memastikan tidak banyak dinamika dan spekulasi yang merugikan kita semua,” kata pria yang akrab disapa Emil itu pada akhir pekan lalu.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan pembangunan area pelabuhan sudah mencakup lahan reklamasinya. Penyediaan lahan, kata dia, sudah menembus 80,6 persen dari kebutuhan, setara dengan 296 hektare. Kini tersisa 19,4 persen lahan atau 71 hektare yang harus dibebaskan. "Sisa itu termasuk tanah kas desa seluas 27,3 hektare yang harus diganti," ucapnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meminta agar pengembangan PSN di Jawa Barat, termasuk Pelabuhan Patimban, dapat memberikan lapangan kerja yang lebih besar bagi warga lokal. “Misalnya proyek melewati Kabupaten Bandung Barat, maka kami ingin ada pekerja dari wilayah Kabupaten Bandung Barat. Itu sedikit meringankan beban kami dalam menyerap tenaga kerja,” kata dia.

AHMAD FIKRI  (BANDUNG) | YOHANES PASKALIS

24

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus