Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menahan Investasi Anyar, Mendahulukan Proyek Warisan

PT Pelindo (Persero) memastikan berbagai proyek strategis yang dirancang sebelum merger tetap berlanjut. Namun perusahaan bakal lebih ketat mengendalikan arus investasi baru.

26 November 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Makassar New Port di Sulawesi Selatan, 2020. Humas PT Pelindo IV Makassar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pelindo tidak akan menambah proyek pelabuhan baru.

  • Manajemen Pelindo mengutamakan melanjutkan proyek-proyek yang dirancang sebelum merger.

  • Pemerintah berencana menyerahkan pengelolaan sejumlah pelabuhan kepada Pelindo.

JAKARTAPT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo akan tetap meneruskan berbagai proyek investasi warisan empat perusahaan semasa belum dileburkan. Direktur Utama PT Pelindo, Arif Suhartono, memastikan manajemen tidak sembarangan menghamburkan modal, meski total aset perseroan sudah di atas Rp 100 triliun. “Harus dijaga duitnya, tidak jorjoran investasi,” kata Arif saat berkunjung ke kantor Tempo, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah merger Pelindo rampung pada Oktober 2021, manajemen menyatakan akan lebih mengoptimalkan penguatan aset yang ada ketimbang membangun proyek investasi anyar. Arif memastikan 116 pelabuhan komersial yang kini dikelola perseroan belum akan bertambah dalam waktu dekat. Namun perusahaan bakal menyisir berbagai proyek dermaga potensial yang bisa dikembangkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Alih-alih mengucurkan investasi triliunan untuk proyek baru, Arif menilai penggunaan modal yang minim tapi bertahap akan lebih efektif. “Kami akan panggil shipping line (perusahaan pelayaran) besar, lalu tanyakan soal ketertarikan dan hambatan mereka di pelabuhan mana, itu yang kita bagusin duluan,” ucapnya.

Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo Arif Suhartono di Palmerah, Jakarta, 25 November 2021. TEMPO/M. Taufan Rengganis

Group Head Manajemen Integrasi PT Pelindo, Budi Pratomo, pun memastikan pengembangan berbagai proyek strategis Pelindo terus berjalan setelah merger. “Proyeknya tersebar di Priok (Jakarta), Surabaya, Makassar, dan beberapa di Sumatera,” kata Budi.

Di Jakarta Utara, Pelindo sudah mengoperasikan terminal kontainer New Tanjung Priok pertama seluas 32 hektare, yang daya tampungnya sebesar 1,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) kontainer. Perseroan juga sedang menyiapkan dua terminal kontainer lain yang gabungan kapasitasnya berkisar 3 juta TEUs. Pada fase berikutnya, masih ada pengembangan area untuk Product Terminal 1 (PT1) dan Product Terminal 2 (PT2) seluas 64 hektare.

Di Makassar, holding Pelindo juga menggarap proyek pelabuhan warisan PT Pelindo IV, yang berkapasitas 2,6 juta TEUs. Ada juga proyek pelabuhan kapal pesiar di Tanjung Benoa, Bali, yang sebelumnya dikelola PT Pelindo III, dengan target pengoperasian mulai 2023. “Di Sumatera kami punya Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung yang potensinya menjadi hub (pangkal),” tutur Budi.

Foto udara aktivitas bongkar-muat di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Bungkutoko Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, 6 Oktober 2021. ANTARA/Jojon/rwa.

Adapun dalam beberapa rapat kerja di Dewan Perwakilan Rakyat pada pertengahan 2021, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan akan mendorong alih kelola pelabuhan milik pemerintah kepada korporasi, termasuk PT Pelindo. Selain untuk memaksimalkan pendapatan negara bukan pajak (PNBP), rencana ini dibuat untuk meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dipakai untuk membiayai unit teknis kementerian di daerah.

“Banyak lagi pelabuhan, seperti yang di Papua, akan kami berikan ke swasta supaya dananya tidak membebani pemerintah,” kata Budi Karya. Namun, selama masa pandemi, kabar ihwal pengelolaan dermaga milik pemerintah oleh Pelindo belum terdengar lagi.

Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattov, meminta Pelindo lebih teliti dalam setiap perencanaan proyek baru. Pemilihan lokasi proyek harus dibarengi dengan kajian pasar dan kebutuhan industri di sekitarnya. “Jangan bangun aset yang ada malah jadi mubazir karena tak termanfaatkan optimal.”

YOHANES PASKALIS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus