Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Menjual Produk Kreatif  Berbasis Komunitas

KaryaKarsa mematok 10 persen dari nilai setiap transaksi.

29 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Malang melintang di bisnis rekaman dan industri digital selama 10 tahun, Ario Tamat paham tidak semua karya seniman dihargai secara layak. Dia melihat para kreator butuh ekosistem agar setiap karya yang dihasilkan bisa dikapitalisasi. Tidak perlu langsung terjun ke pasar utama lewat penerbit atau rumah produksi, kreator cukup diberi jembatan agar lebih dekat dengan basis penikmat karyanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari konsep itu, Ario membangun usaha rintisan berbasis digital, KaryaKarsa. Rumah dagang digital ini memberikan akses kreator dan penikmat produk kreatif. Berbekal pengalaman mengembangkan radio online, Ohdio.FM dan Wooz.in, situs interaksi media sosial yang cukup terkenal di kalangan milenial, Ario menjembatani karya apa pun ke ruang bisnis.

“Kreator butuh alternatif pemasukan, dan ternyata penikmat konten mau keluar uang untuk karya favorit masing-masing,” ujar Ario, yang kemudian menggandeng Aria Rajasa sebagai rekanan.

Tak sembarangan, Aria sudah beberapa kali terlibat pengembangan bisnis rintisan, contohnya Tees.co.id yang kini sudah dimodali Grup Telkom. KaryaKarsa menyediakan ruang bagi para desainer untuk menjual karya kepada penggemar. Menurut Ari, konsep ini menjadi cikal pembentukan KaryaKarsa.

Setelah merancang ide, keduanya mulai membangun KaryaKarya pada paruh kedua tahun lalu. Mereka bereksperimen dengan fitur awal yang sederhana untuk melihat reaksi pasar. Konsep minimum viable product (MVP) itu biasa diterapkan para pengembang start-up untuk menguji produk. Setelah MVP pada Juni 2019, KaryaKarsa akhirnya diluncurkan empat bulan setelahnya.

Ario menolak membeberkan proses penjaringan modal untuk menyokong usaha ini. Menurut dia, sudah ada lebih dari 5.000 kreator yang dipromosikan lewat jejaring digital KaryaKarsa. Tidak hanya di Jawa, para seniman di luar Jawa banyak memasarkan produk kreatifnya pada paltform yang dibangun Ario.

Jenis kreasi yang bisa dikunjungi penggemar sangat beragam, dari tulisan, lagu, audio instrumental, hingga konten grafis visual, seperti komik setrip atau empat panel. “Unik-unik. Ada yang bahkan menjual sesi kelas yoga, kelas ramal tarot, atau sesi emotional healing,” tutur Ario. “Dalam target jangka Panjang, kami ingin sampai sejuta kreator bergabung. Masih banyak di luar sana.”

Jika berkomitmen bergabung, para kreator akan dibantu awak KaryaKarsa untuk menciptakan halaman galeri, baik berupa blog maupun basis di sosial media. Selanjutnya, tinggal menetapkan harga jual dan melebarkan koneksi ke komunitas penggemar. KaryaKarsa kebagian 10 persen dari nilai setiap transaksi.

“Kami masih kembangkan metode pembayaran yang ditawarkan. Saat ini bisa dengan beberapa cara, seperti GoPay, Ovo, nanti akan ada yang lainnya,” ucap Ario.

Dia mengakui tak mudah bermitra dengan para kreator, terutama karena belum banyak yang memahami cara kerja KaryaKarsa. Saat ini, KaryaKarsa harus mengandalkan cerita mulut ke mulut di berbagai komunitas untuk mengumpulkan kepercayaan kreator. “Masalah utamanya, banyak yang kurang percaya diri berjualan ke fans, atau takut memasang harga tinggi.”

Masa pandemi justru meningkatkan jumlah kreator yang bergabung karena menyempitnya kesempatan menampilkan karya di showroom atau acara terbuka. Penjualan karya di ruang digital kini menjadi pelarian utama.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 YOHANES PASKALIS PAE DAE


Profil

Nama: KaryaKarsa

Tanggal berdiri: 8 Oktober 2019

Sektor: Jasa jual-beli konten hiburan digital

Pendiri:

- Ario Tamat (Founder/Chief Executive Officer)

- Aria Rajasa (Co-Founder/Chief Technology Officer)

Perputaran pendanaan dan investor: undisclosed

Alamat: belum memiliki basis kantor, masih berupa remote working

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus