Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Transaksi pembayaran digital tumbuh pesat menggeser dominasi kartu ATM/debit dan kartu kredit.
Transaksi pembayaran melalui digital banking masih menjadi yang utama, yaitu tumbuh 31,83 persen secara tahunan. Sedangkan transaksi pembayaran berbasis kartu hanya tumbuh 8,31 persen.
Jumlah pengguna QRIS telah mencapai 35,80 juta dengan merchant sebanyak 26,1 juta.
JAKARTA – Transaksi pembayaran digital tumbuh pesat menggeser dominasi kartu ATM/debit dan kartu kredit. Statistik Sistem Pembayaran Bank Indonesia mencatat, hingga Mei 2023, transaksi pembayaran melalui digital banking masih menjadi yang utama, yaitu tumbuh 31,83 persen secara tahunan. Sedangkan transaksi pembayaran berbasis kartu hanya tumbuh 8,31 persen. Adapun dari sisi nominal, nilainya pun mendominasi, yaitu Rp 4.264,71 triliun, lebih tinggi dari nominal transaksi kartu ATM/debit dan kredit yang sebesar Rp 738,33 triliun.
“Kenaikan transaksi sejalan dengan layanan pembayaran digital yang semakin luas dan stabilitas sistem yang terjaga,” ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, kemarin, 3 Agustus 2023. Adapun fitur transaksi BI Fast Payment atau BI Fast mencatatkan nilai transaksi Rp 462 triliun dengan volume transaksi mencapai 161,2 juta.
Perry melanjutkan, opsi pembayaran berikutnya yang tengah populer adalah pembayaran melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Jumlah penggunanya telah mencapai 35,80 juta dengan merchant sebanyak 26,1 juta. “Total transaksinya mencapai 744 juta. Ini sangat masif, terutama untuk nominal pembayaran kecil,” katanya.
Kemudahan pembayaran digital menggunakan QRIS kian berdaya tarik. Selain menggunakan dana yang berada di rekening atau kartu kredit, konsumen menggunakan pembayaran berbasis QR code melalui saldo di dompet digital. Berdasarkan riset Consumer Payment Attitudes Study 2022 oleh Visa, kebiasaan bertransaksi secara digital merupakan dampak luas dari pandemi Covid-19 yang mengubah kebiasaan masyarakat menuju masyarakat nontunai atau cashless society.
Visa mencatat pembayaran melalui dompet digital telah mengambil alih posisi pembayaran tunai, dengan tingkat penggunaan mencapai 93 persen. Jika melihat usia penggunanya, pengguna utama adalah generasi milenial, kemudian diikuti generasi boomers, dan terakhir adalah generasi Z.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pekerja tengah mempersiapkanmesin penjualan minuman yang menggunakan pembayaran QRIS di Jakarta, 27 Juli 2023. Tempo/Tony Hartawan
Alasan Pembayaran Non-tunai Meningkat Pesat
Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman, mengungkapkan bahwa pembayaran nontunai dinilai lebih aman dan nyaman sehingga adopsinya terus meningkat pesat. “Secara keseluruhan, uang tunai memang masih digunakan secara luas, tapi tingkat penggunaannya terus menurun, dari 87 persen pada 2021 menjadi 84 persen pada 2022,” ucapnya.
Pada 2022, tren yang paling menonjol adalah peningkatan pembayaran dari aplikasi atau in app payment, dari hanya 45 persen pada 2021 menjadi 80 persen pada 2022. Berikutnya adalah pembayaran berbasis QR code yang tumbuh dari 50 persen pada 2021 menjadi 62 persen pada 2022.
Riko mengimbuhkan, untuk pembayaran menggunakan kartu, metode gesek langsung melalui mesin electronic data capture (EDC) masih mendominasi, yaitu tumbuh 59 persen. Kemudian disusul oleh penggunaan kartu kredit atau debit online sebesar 55 persen. “Terakhir ada kartu nirsentuh atau contactless yang penggunaannya meningkat setiap tahun, dari 31 persen pada 2020, naik jadi 33 persen pada 2021, dan 2022 berada di 34 persen.”
Chief of Product DANA Indonesia, Rangga Wiseno, mengungkapkan bahwa pembayaran digital banyak digunakan masyarakat untuk beragam kebutuhan sehari-hari. “Pada tahun ini, terlihat ada pertumbuhan signifikan dari layanan dan fitur yang dimiliki DANA, yaitu fitur kirim uang atau Send Money yang tumbuh lebih dari 200 persen, dan fitur pembayaran tagihan atau Biller yang tumbuh lebih dari 140 persen,” ucapnya.
Kebutuhan berikutnya adalah transaksi pembelian pulsa dan data yang tercatat naik lebih dari 160 persen. Berikutnya adalah lonjakan transaksi pembayaran di merchant yang menggunakan QRIS tumbuh paling tinggi mencapai lebih dari 300 persen dibanding pada tahun lalu. “Ke depan, kami akan terus bekerja sama dengan berbagai mitra untuk meningkatkan layanan demi memudahkan pengguna dalam bertransaksi digital, dari layanan remitansi transaksi luar negeri hingga transaksi nontunai di minimarket,” kata Rangga.
GHOIDA RAHMAH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo