Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah bersama Bank Indonesia sepakat mengupayakan pengendalian inflasi. Selama Mei 2018, laju inflasi tercatat rendah 0,21 persen dibanding periode yang sama tahun lalu 0,39 persen, meski di dalamnya terdapat momen Ramadan. "Ini salah satu capaian, di mana total inflasi tahunan juga masih 3,23 persen, dan tentu pemerintah bersama BI akan tetap menjaga daya beli masyarakat agar tak tergerus oleh kenaikan harga," ujarnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sri Mulyani menuturkan inflasi yang terjaga rendah pada satu sisi juga menunjukkan keberhasilan pemerintah mengendalikan stabilitas harga khususnya komoditas pangan. "Kalau dilihat tahun-tahun sebelumnya, biasanya menjelang Lebaran bisa mencapai hampir 0,5 persen," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sri, inflasi sebagai salah satu indikator perekonomian domestik penting untuk terus dikendalikan, mengingat tekanan dari gejolak ekonomi dunia juga masih membayangi. "Kami akan terus menjaga prestasi dan kondisi ini dengan baik, sehingga stabilitas menjadi sangat penting terutama ketika ekonomi global masih dihadapkan dengan ketidakpastian," tuturnya.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, sependapat dengan Menteri Keuangan. Dia mengaku lega tingkat inflasi tetap terjaga, di tengah momen Ramadan dan adanya fenomena pelemahan nilai tukar rupiah beberapa waktu lalu. Bahkan rupiah sempat menembus level Rp 14.200 per dolar AS pada bulan lalu.
"Banyak yang mengatakan inflasi akan melambung. Nah, ini juga sebagai bukti nyata bahwa dampak pelemahan nilai tukar terhadap inflasi itu sebenarnya tidak besar, relatif kecil," kata Perry.
Koordinasi dengan pemerintah, kata Perry, dilakukan untuk memastikan stabilitas harga hingga Lebaran. "Yang penting memastikan pasokan barang selalu tersedia dan harga terkendali," ujarnya. Dia optimistis tingkat inflasi keseluruhan tahun ini dapat sesuai dengan target kisaran 3,5 plus-minus 1 persen. "Kami memprediksi ada di 3,6 persen."
Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, berujar inflasi rendah pada Mei lalu disebabkan oleh daya beli masyarakat yang juga masih rendah. Hal itu tecermin dari komponen inflasi inti 0,21 persen atau jauh lebih rendah dibanding periode Januari sebesar 0,31 persen. "Ini menunjukkan dorongan dari sisi permintaan masih lemah meski pasokan cukup," kata dia. GHOIDA RAHMAH | CHITRA PRAMAESTI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo