Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tambah Ragam Bantuan Pemulihan Ekonomi

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun depan akan diperluas. Menyasar warga miskin ekstrem, memperpanjang aneka insentif.

31 Desember 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pemerintah menambah empat program baru dalam PEN tahun 2022.

  • Sebanyak 1 juta pedagang kaki lima dan 1,76 juta penduduk miskin ekstrem akan mendapat bantuan.

  • Diskon pajak pembelian kendaraan dan properti ada kemungkinan dilanjutkan.

JAKARTA – Pemerintah menambah jenis bantuan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022. Ada empat program baru yang berjalan mulai awal tahun depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan program baru yang akan berjalan adalah bantuan sosial tunai untuk pedagang kaki lima dan warung, sekaligus untuk penanganan penduduk miskin ekstrem. “Akan dibahas bersama Kementerian Keuangan dan kami dorong penyalurannya dipercepat pada kuartal I 2022,” kata dia, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu juta pedagang kaki lima dan warung menjadi sasaran program ini bersama 1,76 juta penduduk miskin ekstrem. Anggaran untuk program ini mencapai Rp 3,31 triliun. Dari total anggaran PEN 2022 yang mencapai Rp 414,1 triliun, sebanyak Rp 154,8 triliun dialokasikan untuk program perlindungan masyarakat.

Pemerintah juga tetap melanjutkan program yang telah berjalan sebelumnya, antara lain Program Keluarga Harapan (PKH) untuk 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), kartu sembako untuk 18,8 juta KPM, Kartu Prakerja untuk 2,9 juta peserta, dukungan program jaminan kehilangan pekerjaan, serta bantuan langsung tunai (BLT) desa.

Penjualan mobil di sebuah pusat belanja di Jakarta, 15 Desember 2021. TEMPO/Tony Hartawan

Program lainnya adalah perpanjangan subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) selama enam bulan atau hingga Juni 2022 dengan anggaran Rp 5,64 triliun. Airlangga mengatakan tambahan ini didasari oleh tingginya permintaan KUR untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia menyebutkan rata-rata permintaan KUR per bulan mencapai Rp 23,2 triliun. “Kami akan mendorong penyalurannya ke sektor-sektor baru,” katanya. Pemerintah memberi subsidi bunga KUR 3 persen.

Perpanjangan insentif fiskal juga masuk dalam agenda PEN 2022. Salah satunya adalah insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor perumahan. Menurut Airlangga, tahun ini pemerintah menggelontorkan dana Rp 0,96 triliun untuk program tersebut, yang serapannya mencapai 100 persen. “Karena itu kami mengusulkan kebijakan ini diperpanjang untuk Januari hingga Juni 2022, tapi nilainya dikurangi 50 persen dari sebelumnya.”

Alokasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2021

Insentif fiskal lainnya adalah pemangkasan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor. Tahun ini, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk insentif PPnBM kendaraan Rp 3,46 triliun, yang kemudian dinaikkan menjadi Rp 6,58 triliun. Penyerapannya pun 100 persen. “Tahun depan ada usulan PPnBM nol persen untuk mobil dengan harga di bawah Rp 250 juta, tapi masih dibahas lebih lanjut bersama Kementerian Keuangan,” kata Airlangga.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengatakan alokasi anggaran PEN yang menurun pada 2022 tak sebanding dengan tantangan perekonomian yang kian kompleks. Dia menyoroti jatah anggaran perlindungan sosial Rp 154,8 triliun, yang ada kemungkinan tak bisa menutupi pengaruh inflasi pada daya beli kelompok masyarakat rentan miskin. “Tahun depan ada kenaikan harga bahan pokok, tarif listrik, gas, bahan bakar, bahkan pajak pertambahan nilai (PPN). Seharusnya diantisipasi dengan bantuan sosial yang lebih besar lagi nilainya,” ujar Bhima.

Menurut ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, dibanding alokasi anggaran pemulihan ekonomi 2020 dan 2021, tahun depan akan terjadi perbedaan dampak pelaksanaannya terhadap kinerja perekonomian. “Daya dorongnya tidak akan sekuat tahun ini,” katanya.

GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus