Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Menteri Telekomunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pemerintah menyambut terbuka komitmen investasi perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat, Amazon Inc. Menurut dia, makin banyak investasi perusahaan teknologi membuktikan besarnya potensi Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudiantara pun berjanji mempermudah prosedur investasi Amazon, asalkan memiliki nilai tambah. Nilai tambah yang dia maksudkan adalah perekrutan tenaga kerja lokal dalam investasi unit bisnis Amazon Web Service (AWS). Persyaratan tersebut dibuat sejalan dengan program pemerintah yang ingin meningkatkan sumber daya manusia dalam negeri di bidang teknologi. "Kewajiban itu sudah dilakukan oleh Microsoft dan Google," ujarnya kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rudiantara optimistis komitmen investasi Amazon Web Service bisa terlaksana. Dia pun berjanji mendampingi perusahaan milik miliarder Jeff Bezos ini. "AWS ini kan bergerak di komputasi awan dan server, jadi akan berguna juga bagi perusahaan start-up di Tanah Air," ucapnya.
Pemerintah pun akan terus membuka peluang investasi bagi perusahaan teknologi Amerika Serikat lainnya. Sebab, banyak perusahaan teknologi besar dari negara lain yang juga tertarik menanamkan modal di Indonesia. "Kalau tidak sekarang, akan ketinggalan kereta," kata Rudiantara.
Komitmen investasi ini terungkap pada Jumat pekan lalu, ketika Vice President Amazon Werner Vogels menemui Presiden Joko Widodo. Investasi direncanakan bernilai lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun untuk jangka waktu 10 tahun.
Realisasi investasi Amazon bakal menyusul Apple, yang berencana membangun pabrik. Selain perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat, saat ini ada pesaing Amazon dari Cina, yakni Alibaba Group Holding Co, yang juga gencar berinvestasi di Indonesia. Awal tahun ini, Alibaba sudah mendanai perusahaan e-commerce lokal Tokopedia senilai Rp 14 triliun.
Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan mengatakan bakal terus mengajak kalangan bisnis Amerika Serikat untuk berinvestasi di Indonesia. Namun, menurut dia, pemerintah perlu memberi kepastian dan kemudahan investasi lebih dulu. "Peraturan biasanya dibuat dengan niat baik, tapi sering kali konsekuensinya tak seperti yang diharapkan," tuturnya. Donovan berujar informasi pengalaman pelaku bisnis yang sudah merasakan investasi di suatu negara akan lebih menarik minat rekan bisnis lainnya ketimbang promosi pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan komitmen itu akan segera terealisasi dalam waktu dekat. Sri mengatakan investor asing tak perlu khawatir terhadap tahun politik. Menurut dia, tahun politik merupakan hal wajar. "Soal ketahanan ekonomi juga sudah terbukti bisa melewati berbagai krisis di masa lalu," kata Sri Mulyani.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Shinta Kamdani mengatakan kepastian regulasi dan berusaha memang jadi salah satu pilar utama mendatangkan investasi. "Buat pebisnis dalam negeri saja menyusahkan, apalagi buat orang asing," tuturnya. CAESAR AKBAR | ANDI IBNU
Tujuan Investasi Raksasa Teknologi
Indonesia memiliki potensi pasar yang sangat besar, tak terkecuali buat perusahaan teknologi. Walhasil, satu per satu nama besar berdatangan ke Indonesia untuk menanamkan modal.
Google
Google membuka kantor perwakilan sejak 2012.
Nilai investasi: tak disebutkan
Facebook
Perusahaan milik Mark Zuckerberg ini meningkatkan utilitas kantor perwakilannya di Indonesia menjadi kantor cabang sejak April 2017.
Nilai investasi: tidak disebutkan
Apple
Apple sedang membangun pabrik dan pusat inovasi produk di Tangerang, Banten. Pembangunan pusat inovasi ini merupakan langkah Apple memperluas pasarnya. Di saat yang sama, Apple membangun fasilitas serupa di Cina dan India.
Nilai investasi: tidak disebutkan
Alibaba
Alibaba menyuntikkan dana ke Tokopedia pada Januari lalu. Alibaba juga menjadi pemilik Lazada dan membuka kantor cabang anak perusahaannya, UC, sejak 2016.
Nilai investasi: lebih dari US$ 1 miliar. ANDI IBNU
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo