Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Para pengembang kota mandiri di kawasan Rebana Metropolitan yang dirancang oleh pemerintah Jawa Barat tengah menggenjot pengerjaan proyek masing-masing. PT Suryacipta Swadaya, pemilik proyek Subang Smartpolitan, misalnya, berupaya menyelesaikan pembebasan lahan pada akhir tahun ini hingga tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vice President Sales and Marketing PT Suryacipta Swadaya, Abednego Purnomo, mengatakan tahap awal pengerjaan kota pintar yang investasinya mencapai Rp 8,7 triliun itu sudah berjalan kencang sejak peletakan batu pertama pada bulan lalu. “Pembangunan dan land grading (meratakan permukaan tanah) terus berjalan,” ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dipromosikan dalam rangkaian West Java Investment Summit (WJIS) 2020 pada November lalu, Subang Smartpolitan bakal menjadi area penyangga industri, kegiatan komersial, hunian, ruang hijau, serta fasilitas publik yang luas totalnya mencapai 2.717 hektare. PT Suryacipta merupakan bagian dari grup usaha PT Surya Semesta Internusa Tbk yang bergerak di bidang pengembangan kawasan.
Selain soal pengadaan lahan, Abednego melanjutkan, manajemen harus menyiapkan infrastruktur dasar, seperti jalan, prasarana air bersih, serta instalasi pengolah air limbah. “Sebagai smart city, kami juga berfokus pada instalasi fiber optik kapasitas besar,” tuturnya.
Vice President of Investor Relations and Corporate Communications PT Surya Semesta Internusa Tbk, Erlin Budiman, mengatakan sudah ada Rp 2,1 triliun dari total investasi proyek yang terealisasi untuk kebutuhan lahan hingga 30 September 2020. “Pada November lalu sudah 1.300 hektare lahan terakuisisi.”
Subang Smartpolitan hanya satu dari belasan kota baru dalam Rebana Metropolitan. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebelumnya menargetkan area Rebana bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 5 persen di provinsinya. Bukan hanya Subang, metropolitan baru itu juga mencakup enam kabupaten lain, seperti Sumedang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Kota Cirebon, serta Kabupaten Cirebon.
Berbagai proyek di kawasan ekonomi baru itu juga diproyeksi menciptakan 4,3 juta lapangan kerja baru. “Kita harus mendesain kota yang memiliki tiga nilai, yaitu untuk tinggal, bekerja, dan berekreasi di situ,” ujar Emil—panggilan akrab Ridwan.
Lantaran ikut menyumbang ide desainnya, Emil bisa memastikan Subang Smartpolitan akan terkoneksi dengan berbagai simpul transportasi, termasuk Pelabuhan Patimban yang hanya terpisah 40 kilometer jauhnya. Patimban yang masuk daftar proyek prioritas negara itu sudah mulai melayani ekspor mobil utuh sejak Ahad lalu. Pelabuhan itu juga menyediakan area peti kemas berkapasitas 250 ribu TEUs.
Bulan lalu, Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Dody Widodo, pun berjanji mengawal tahapan pengerjaan area ekonomi baru Subang tersebut. “Pada 2030 atau 2040 bisa menjadi salah satu tulang punggung ekonomi nasional," katanya.
Saling kejar dengan Subang Smartpolitan, Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) yang berada di dekat Bandara Kertajati, Majalengka, pun ditonjolkan sebagai salah satu proyek pembuka kawasan Rebana. Bernilai US$ 86 juta atau sekitar Rp 1,25 triliun, KIEM dikembangkan oleh PT Dwipapuri Abadi sebagai wilayah bisnis.
"Rebana bukan hanya angan-angan, dibuktikan dari 400 hektare yang sudah dikuasai oleh KIEM,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, yang meninjau proyek tersebut.
AHMAD FIKRI (BANDUNG) | YOHANES PASKALIS
Pengembang Subang Smartpolitan Kebut Akuisisi Lahan
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo