Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso mengatakan asosiasi dan koperasi petelur yang tergabung dalam Rumah Bersama telah menyiapkan 45 truk stok telur berkapasitas 5 ton seharga Rp 27.500 per kilogram. Upaya ini untuk membantu pemerintah menekan kenaikan harga telur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini niatan kami untuk menstabilkan harga telur," ujarnya dalam konferensi pers virtual pada Kamis, 1 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun Rumah Bersama terdiri atas asosiasi Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar, dan Koperasi Srikandi Blitar. PPN mencatat kenaikan harga telur terjadi sejak 20 November 2022.
Di beberapa daerah, harga telur per kilogram menembus Rp 30 ribu lebih. Yudianto khawatir apabila kenaikan harga telur terus dibiarkan, lonjakannya kian liar atau tak terkendali. Ditambah, fluktuasi harga telur kerap menimbulkan kegaduhan lantaran dibutuhkan oleh banyak industri dan menjadi bahan pangan yang ekonomis bagi masyarakat.
Adapun harga telru meningkat signifikan karena lonjakan permintaan pasar menjelang liburan Natal dan Tahun Baru atau Nataru. Kenaikan harga dirasakan tidak hanya di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Jawa.
Jika biasanya di Jawa terjadi surplus telur, kata Yudianto, menjelang Nataru stoknya menipis. Sebab, permintaan industri catering hingga restoran untuk membuat kue bertambah.
Karena itu, Rumah Bersama membuat kesepakatan untuk menjual telur dengan harga maksimal Rp 27.500 per kilogram. Yudianto mengatakan pelaku usaha telah menyetujui kesepakatan itu dan akan menyampaikan informasinya ke seluruh peternak.
Kendati harga tersebut lebih tinggi ketimbang harga acuan pembelian (HAP) yang telah ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 22-24 ribu per kilogram, Rumah Bersama menilai besaran itu sangat realistis. Sebab, harga telur yang disetujui pengusaha sudah termasuk dengan ongkos angkut dan kertas tempat alas telur.
Di sisi lain, dia melibat HAP yang berlaku saat ini belum memperhatikan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) dan dampak dari situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina. Ia menjelaskan harga Rp 27.500 per kilogram ditetapkan oleh Rumah Bersama dengan mempertimbangkan besarnya ongkos angkut bagi peternak di Jawa Timur untuk mengirimkan ke Jakarta sekitar Rp 1.200. Ditambah, biaya kertas alas telur sebesar Rp 500. Sehingga, menurut catatannya, harga telur yang dijual peternak tak jauh dari HAP, yakni sekitar Rp 25.800 per kilogram.
"Kami sudah pertimbangkan, mengingat peternak kecil yang juga mungkin dari biayanya yang tidak rendah karena ada selisih biaya, itu kami sudah perhitungkan," tuturnya.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur per Kamis, 1 Desember 2022, menyentuh angka Rp 30.050 per kilogram. Harga tersebut naik 0,33 persen dari hari sebelumnya. Sementara itu, situs Informasi Pangan Jakarta mencatat harga telur mencapai Rp 30.627 pet kilogram atau naik sebesar Rp 436.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.