Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Transaksi pembelian di gerai retail modern melonjak selama masa penyebaran virus corona baru (Covid-19). Pelaku usaha memastikan pasokan aman hingga masa Lebaran usai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour, Satria Hamid, menuturkan transaksi pembelian rata-rata meningkat hingga 50 persen per konsumen dibanding sebelum masa penyebaran wabah. Kenaikan itu mulai tercatat sejak Februari dan terjadi terutama pada akhir pekan. Dia mengatakan kenaikan transaksi dipengaruhi oleh imbauan pemerintah untuk mulai membatasi kegiatan di luar rumah. "Mereka cenderung berbelanja untuk kebutuhan dalam waktu lama, tidak lagi harian," ujar dia kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Satria, konsumen banyak memburu kebutuhan pokok selama periode dua bulan terakhir. Permintaan terhadap minyak goreng, beras, makanan beku, mi instan, hingga telur tercatat melonjak tinggi.
Meski ada lonjakan transaksi, Satria menjamin pasokan barang kebutuhan pokok terjaga hingga Lebaran nanti. Dengan catatan, masyarakat berbelanja sesuai dengan kebutuhan tanpa menimbun barang. "Rata-rata stok kami ada hingga 90 hari ke depan atau sampai Juni," kata dia.
Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, mengatakan pihaknya telah mengamankan pasokan kebutuhan pokok hingga masa Lebaran mendatang. Sejak enam bulan lalu, perusahaan mulai memesan festive product atau barang yang banyak diminati selama Ramadan dan Lebaran. "Kami meminta kepada pabrikan agar tidak semuanya langsung dikirim sehingga gudang dapat diisi untuk barang kebutuhan pokok," ujar dia.
Solihin mencatat barang kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, dan minyak masih mendominasi transaksi sejak Februari. Selain itu, penjualan produk pembersih banyak diminati. Meski begitu dia mencatat kenaikan penjualan masih dalam skala wajar.
Chief Executive Officer PT Lotte Mart Indonesia, Joseph Buntaran, menyatakan penjualan di Lotte Mart secara keseluruhan masih stabil hingga Maret lalu. Namun perusahaan sulit melihat pola belanja harian konsumen selepas munculnya kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan. "Polanya benar-benar acak dan tidak bisa diperkirakan. Kadang hari ini bagus sekali, lalu besoknya turun drastis," ujar dia.
Selama pagebluk Covid-19 merebak, dia mencatat terdapat kenaikan tajam penjualan barang-barang yang berkaitan dengan kesehatan, seperti masker, hand sanitizer, alkohol, dan disinfektan. Dia tak menyebutkan angkanya, namun produk tersebut ludes terjual. "Sampai sejauh ini tidak ada masalah pasokan untuk barang lain kecuali produk tersebut," kata Joseph. Perusahaan hanya bisa menunggu pasokan baru datang untuk memenuhi kebutuhan di gerai lantaran barang tersebut sulit didapat.
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta, berharap pemerintah membantu upaya pelaku industri retail untuk memasok barang-barang yang dibutuhkan masyarakat di tengah penyebaran Covid-19. Terlebih lagi saat ini kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah berjalan. Kemarin, DKI Jakarta menjadi wilayah pertama yang menerapkan peraturan tersebut.
Tutum menuturkan perlu ada mekanisme yang jelas dan mudah untuk mengatur lalu lintas pengiriman barang ke daerah yang telah menerapkan PSBB. Dari beberapa pengalaman distribusi barang ke daerah yang sudah mengisolasi diri, pelaku usaha menemukan hambatan pengiriman, meski tidak terganggu total. "Kami meminta kejelasan, apakah cukup dengan surat jalan atau perlu kartu khusus, atau yang lainnya, agar distribusi tidak kacau," ujar dia. VINDRY FLORENTIN
Penjualan Retail Melonjak Sejak Terjadinya Pagebluk
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo