Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sejumlah perusahaan retail melakukan inovasi layanan untuk mempermudah penjualan di tengah penyebaran virus corona baru (Covid-19). Upaya ini diharapkan dapat membantu mendongkrak angka konsumsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT Sumber Alfaria Trijaya mempertimbangkan untuk memberi layanan pengiriman barang langsung dari toko. "Kami sedang persiapkan di beberapa toko untuk bisa mengirim barang ke konsumen yang berada dalam kelurahan yang sama," ujar Corporate Affairs Director Alfamart, Solihin, kepada Tempo, kemarin. Dia berharap kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi sekaligus dapat memotong rantai penyebaran virus yang berpotensi terjadi saat berbelanja langsung di toko.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Solihin menuturkan layanan tersebut dapat diakses dengan menghubungi nomor telepon gerai yang nantinya akan disertakan dalam struk belanja. Layanan ini hanya akan berlaku di toko yang memiliki tenaga kerja memadai. Pengiriman akan dilakukan langsung oleh pegawai Alfamart. Ini berbeda dengan layanan belanja online melalui aplikasi Gomart yang dilakukan melalui kerja sama dengan pengemudi Gojek. Dia menargetkan layanan tersebut dapat terealisasi dalam waktu dekat.
PT Trans Retail Indonesia sudah memulai layanan pesan antar kepada konsumen Transmart, Carrefour, dan Multimart sejak 2 April lalu. "Kami menargetkan dapat memberi akses cepat tanpa perlu datang ke toko," ujar Vice President Corporate Communications Transmart Carrefour, Satria Hamid.
Satria mengatakan pelanggan dapat mengakses program bernama Transmart Home Dailivery itu melalui situs setelah mengisi data dan memiliki gerai terdekat. Pemesanan juga dapat dilakukan via aplikasi WhatsApp. Setelah berbelanja minimal Rp 250 ribu, barang yang dipesan pada pukul 09.00-15.00 akan diantar pada hari yang sama.
Anggota Dewan Penasihat Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Tutum Rahanta, mengatakan inovasi layanan belanja secara online dan pengiriman langsung dapat membantu perdagangan retail tetap hidup meski ada imbauan pembatasan kegiatan di luar rumah. Pasalnya, industri retail tengah tertekan dampak penyebaran Covid-19. Pusat-pusat belanja ditutup sementara serta beberapa gerai yang masih buka dibatasi waktu operasinya.
Namun Tutum tak begitu optimistis inovasi ini berdampak besar. "Semuanya kembali ke daya beli," kata dia. Peran pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat akan menjadi kunci pertumbuhan industri retail.
Anggota staf ahli Hippindo, Yongky Susilo, memperkirakan penjualan produk yang masuk kategori fast moving consumer goods (FMCG) di semester I 2020 masih akan melonjak, khususnya barang keperluan memasak dan produk yang berkaitan dengan kesehatan. Namun penjualan di department store diproyeksikan tak tertolong pada paruh pertama 2020 lantaran sebagian besar tak beroperasi sama sekali. Sementara itu, mereka harus menanggung biaya operasi. "Di semester dua jika kondisi membaik mereka harus membangun bisnis lagi dari awal," kata dia.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, mengatakan penyebaran Covid-19 membuat pertumbuhan retail modern secara nasional di kuartal pertama tahun ini akan tergerus. "Setidaknya seperlima dari sekitar 9 persen pertumbuhan tahunan akan hilang," kata dia. Jika kondisi ini berlanjut hingga masa Lebaran, dia menuturkan, potensi lonjakan penjualan hingga 15 persen selama periode tersebut pun akan hilang. CAESAR AKBAR | VINDRY FLORENTIN
Peretail Lakukan Inovasi Layanan Belanja
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
