Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

PMI Manufaktur Juni Turun, Indef: Jika Rupiah Terdepresiasi, Kapasitas Pabrik Tak Akan Ditambah

PMI Manufaktur Indonesia pada Juni 2024 berada di level 50,7 atau turun dari bulan sebelumnya di posisi 52,1. Industri manufaktur sedang goyah

3 Juli 2024 | 07.29 WIB

Ilustrasi pabrik sepatu. REUTERS
Perbesar
Ilustrasi pabrik sepatu. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan memaparkan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juni 2024 berada di level 50,7 atau turun dari bulan sebelumnya di posisi 52,1. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan aktivitas manufaktur Indonesia masih ekspansif.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ia berharap tren ini berlanjut ke bulan-bulan berikutnya dengan kualitas yang semakin baik. "Pemerintah mengupayakan berbagai dukungan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas perekonomian nasional ke depan," ujar Febrio lewat pernyataan tertulis, Selasa, 2 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abdul Manap Pulungan mengatakan kondisi manufaktur memang mengalami tren penurunan. Komposisi industri manufaktur sangat dipengaruhi bahan baku dan modal impor. "Jika terjadi depresiasi (rupiah), mereka tidak akan menambah kapasitas pabrik," ujarnya di Kantor Tempo, Selasa 2 Juli 2024.

Selanjutnya industri dalam negeri juga masih kurang kompetitif. Sehingga meski ada produk bahan baku lokal industri tidak menyerapnya meskipun kapasitasnya besar, karena biayanya tetap mahal. 

Penurunan industri manufaktur juga dipaparkan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo. Ini terlihat dari catatan BPJS terkait PHK massal karyawan, khususnya industri terkstil.

Ia mengatakan terjadi penurunan jumlah kepesertaan aktif pekerja di industri tekstil karena banyak perusahaan yang terancam gulung tikar. "Sektor industri tekstil, kalau kita lihat penurunannya sejak Januari 2023 sampai dengan Mei 2024 turunnya 6,17 persen atau 21.005 peserta aktif,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi IX DPR di Senayan, Selasa, 2 Juli 2024.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan perusahaan garmen, tekstil, dan alas kaki di 57 perusahaan untuk membahas kondisi perusahaan yang gulung tikar. Kondisi yang terjadi, 52,78 persen perusahaan mengalami penurunan pesanan sehingga dampaknya pengurangan jam kerja dan hari kerja, jadi akhirnya efisiensi. 

Ia membenarkan telah terjadi PHK di industri garmen, tekstil, alas kaki, dan e-commerce. Dari catatannya, misalnya di industri tekstil, ada 31 perusahaan tekstil gulung tikar, dan 21 melakukan PHK sebagian. Kemudian sepatu bata hampir 230 orang, dan tokopedia dikabarkan akan PHK 450 karyawannya. 

Anggoro mengatakan perusahaan membutuhkan berbagai kebijakan seperti kemudahan perizinan dari para investor agar tak kalah bersaing dengan negara berkembang lainnya. Selain itu perlu penyediaan bahan baku yang bersih dan murah, karena isu bahan baku amat penting bagi industri. 

ILONA | BAGUS PRIBADI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus