Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Tinggi Beban Klaim Asuransi Akibat Polusi

Perusahaan asuransi mulai kewalahan membayar lonjakan klaim kesehatan akibat polusi udara di Jabodetabek. 

1 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Penyakit ISPA mendominasi pembayaran klaim dan manfaat asuransi.

  • Kesadaran nasabah akan polusi udara menyebabkan intensitas pengecekan kesehatan bertambah.

  • Jumlah pasien ISPA naik hingga rata-rata 200 ribu pasien.

JAKARTA - Perusahaan asuransi mulai kewalahan membayar lonjakan klaim kesehatan akibat polusi udara yang memburuk di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi dalam beberapa bulan terakhir.

PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk atau Sinarmas MSIG Life mencatat klaim penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mendominasi pembayaran klaim dan manfaat MSIG, yang senilai total Rp 1,3 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Head of Customer & Marketing Sinarmas MSIG Life, Lukman Auliadi, menuturkan penurunan kualitas udara, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, menyebabkan jumlah kasus ISPA melonjak dua kali lipat pada kuartal II 2023 dibanding pada kuartal sebelumnya. 

“Terdapat lebih dari 12 ribu kasus dari Januari hingga Juni 2023 dengan nominal klaim naik 54 persen untuk total polis individu dan kumpulan,” ujarnya kepada Tempo, kemarin.

Lukman mengungkapkan kesadaran nasabah akan polusi udara yang memburuk juga menyebabkan intensitas pengecekan kesehatan bertambah karena tingkat kewaspadaan yang tinggi. Nasabah juga dimudahkan dalam mengajukan klaim secara digital melalui aplikasi VEGA by Sinarmas MSIG Life.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Warga menunggu bus di kawasan Sudirman, Jakarta, 23 Agustus 2023. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi serupa dialami PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia), dengan ISPA menjadi diagnosis klaim yang tengah umum terjadi di masyarakat, bahkan sejak sebelum isu polusi udara mencuat. 

Chief Executive Officer Generali Indonesia, Edy Tuhirman, mengatakan total klaim ISPA yang dibayarkan perusahaannya pada periode Januari-Juli 2023 mencapai Rp 14,59 miliar dengan lebih dari 16.500 kasus. 

“Angka pembayaran klaim ISPA naik cukup signifikan, yaitu sebesar 119 persen dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya,” ucap Edy.

Generali pun memberikan proteksi kesehatan yang sesuai dengan ketentuan polis masing-masing nasabah. Salah satu kekhawatiran dari risiko penyakit ISPA adalah bisa berdampak buruk menjadi penyakit kronis bahkan hingga meninggal. 

“Kami sebagai perusahaan asuransi melindungi para nasabah dari risiko finansial yang mungkin terjadi sesuai dengan ketentuan polis yang dimiliki,” kata Edy.

Sementara itu, Prudential Indonesia mencatat klaim penyakit ISPA saat ini menempati posisi kedua dengan jumlah kasus terbanyak yang mengajukan klaim di perusahaan. 

Chief Customer and Marketing Officer Prudential Indonesia, Karin Zulkarnaen, berujar, sebelum polusi udara memburuk, penyakit ini menempati peringkat ketujuh. “Kasus penyakit saluran napas lainnya, seperti bronkopneumonia dan pneumonia, juga meningkat signifikan,” ucapnya.

Bertengger di Peringkat Pertama

Pasien dengan gejala batuk dan sesak saat antre untuk memeriksakan diri di Poli Batuk dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta, 23 Agustus 2023. TEMPO/Hilman Fathurrahman W.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat nilai klaim asuransi kesehatan melonjak pada semester pertama 2023 dengan ISPA sebagai penyebab klaim teratas. Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menuturkan kondisi tersebut terjadi hampir di seluruh perusahaan asuransi. Padahal, biasanya, ISPA tidak termasuk penyakit populer yang banyak diklaim oleh pemegang polis.

“Posisinya terus merambat naik ke atas, dari tadinya tidak masuk dalam jajaran posisi penyakit top 15, sekarang sudah menjadi nomor 1,” ujarnya.

AAJI berharap persoalan polusi bisa segera teratasi sembari berdiskusi dengan pakar kesehatan dan penyelenggara rumah sakit agar tetap memberikan layanan yang optimal untuk masyarakat. “Kalau tidak mengambil langkah tegas, polusi ini bisa berdampak ke inflasi kesehatan yang berujung pada kenaikan premi,” ia menuturkan.

Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI, Novita Rumngangun, mengimbuhkan, nilai klaim kesehatan naik 35,3 persen secara tahunan hingga Juni 2023. Rinciannya, total klaim kesehatan kategori perseorangan naik 36,1 persen menjadi Rp 5,89 triliun dibanding pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,33 triliun. Sedangkan klaim kategori kumpulan naik 33,9 persen menjadi Rp 3,5 triliun. 

“Klaim terkait dengan ISPA ada peningkatan, sehingga total klaim dan manfaat yang harus dibayarkan mencapai Rp 79,44 triliun,” katanya.

Menurut Novita, pertumbuhan klaim kesehatan selalu berada di atas 25 persen sejak pertengahan 2022, khususnya pada kategori klaim perseorangan. Sedangkan untuk komponen klaim lainnya, seperti klaim meninggal, cenderung menurun. 

“Asuransi kesehatan merupakan perlindungan dasar yang sangat dibutuhkan masyarakat sehingga stabilitas industri ini perlu dijaga supaya tetap mampu memberikan pelayanan yang baik.”

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya mengungkapkan jumlah pasien ISPA melonjak drastis, bahkan jika dibandingkan dengan era pandemi Covid-19. “Akibat polusi udara, sekarang jumlah pasien ISPA naik hingga rata-rata 200 ribu pasien. Sebelum Covid-19, jumlahnya 50 ribu pasien,” ucapnya. Budi mengatakan polusi udara terbukti berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat, yang dapat berujung pada penyakit kronis, seperti kanker paru, TBC, paru obstruksi kronis, asma, dan pneumonia.

Tak hanya membebani perusahaan asuransi swasta, penyakit akibat polusi udara diperkirakan juga membebani Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sepanjang 2023, Kementerian Kesehatan melihat adanya tren kenaikan beban BPJS Kesehatan untuk membayar klaim yang berkaitan dengan penyakit pernapasan, terutama ISPA, asma, dan pneumonia. “Totalnya sekitar Rp 8 triliun dari keseluruhan Rp 10 triliun beban untuk enam penyakit terkait pernapasan,” ujar Menteri Kesehatan.



ANTARA | GHOIDA RAHMAH

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus