Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ihwal banyaknya elite yang menipu dan membuat perekonomian Indonesia tidak maju. "Ya namanya orang mau kampanye, apa juga boleh dipakai," kata Airlangga di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 2 April 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Airlangga menjelaskan, perekonomian Indonesia saat ini naik tingkat di posisi 16 dunia. Selain itu, rata-rata pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi itu, menurut Airlangga, lumrah terjadi di negara-negara yang mengalami bonus demografi, seperti Indonesia. "Kemudian dari rating agency semuanya positif. Artinya semua dari segi neraca, segi pertumbuhan, segi employment, trennya positif," kata dia menambahkan.
Baca juga: Soal Pencapresan, Desmond Gerindra: Keputusan di Tangan Prabowo
Dalam safari politiknya di sejumlah daerah di Jawa Barat, Prabowo menyampaikan ketidaksukaannya pada elite politik sekarang, terutama elite Jakarta karena banyak yang menipu. Semua pernah terjadi karena mereka menerapkan sistem perekonomian neoliberalisme di Indonesia.
Prabowo sempat mengaku tertarik pada paham ini, saat masa Orde Baru, ketika dia tergabung dalam Partai Golkar. Pada masa itu, pemerintah menggunakan pendekatan trickle down effect atau teori menetes ke bawah yang diperkenalkan Albert Otto Hirschman, pencetus paham neoliberalisme.
"Ternyata paham itu bohong. Kesejahteraan enggak menetes-netes ke bawah. Malah dibawa ke luar negeri oleh elite," ujar Prabowo.