Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Produksi Industri CPO Awal Tahun Masih Stagnan, Gapki Sebut Karena Faktor Musiman

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki menyoroti produksi industri minyak sawit mentah atau CPO pada Januari 2023 yang stagnan.

28 Maret 2023 | 05.35 WIB

Nurhakim, 30 tahun, mengumpulkan tandan buah kelapa sawit saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar, di provinsi Riau, 26 April 2022. Jokowi mengakui bahwa kebijakannya melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng merugikan para petani sawit. REUTERS/Willy Kurniawan
Perbesar
Nurhakim, 30 tahun, mengumpulkan tandan buah kelapa sawit saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar, di provinsi Riau, 26 April 2022. Jokowi mengakui bahwa kebijakannya melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng merugikan para petani sawit. REUTERS/Willy Kurniawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki menyoroti produksi industri minyak sawit mentah atau CPO pada Januari 2023 yang stagnan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Tahun 2023 diawali dengan produksi CPO (crude palm oil/minyak kelapa sawit mentah) Januari sebesar 3.892 ribu ton dan PKO (palm kernel oil/minyak inti kelapa sawit) sebesar 370 ribu ton,” kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono melalui keterangan persnya, Senin 27 Maret 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Mukti, jumlah tersebut relatif sama dengan produksi CPO dan PKP pada Januari 2022, yaitu 3.863 ribu ton dan 365 ribu ton. Dibandingkan produksi CPO Desember 2022 sebesar 4.300 ribu ton, kata dia, produksi Januari 2023 lebih rendah sekitar 9,5 persen yang disebabkan oleh faktor musiman.

Adapun konsumsi CPO dan PKO dalam negeri pada Januari 2023 adalah 1.786 ribu ton. “Lebih tinggi dari konsumsi Januari 2022 sebesar 1.497 ribu ton, tetapi lebih rendah dari konsumsi Desember 2022 sebesar 1.936 ribu ton,” ujar Mukti. 

Dia melanjutkan, konsumsi minyak sawit untuk industri pangan di Januari 2023 hanya 793 ribu ton dibandingkan dengan 901 ribu ton pada Desember 2022. Sedangkan konsumsi untuk biodiesel juga turun menjadi 810 ribu ton dari 850 ribu ton pada Desember. Sementara konsumsi untuk industri oleokimia pada Januari 2023 183 ribu ton relatif sama dengan Desember 2022 yang sebesar 185 ribu ton.

Lebih lanjut, Mukti menjelaskan volume ekspor minyak sawit pada Januari 2023 mencapai 2.946 ribu ton. Jumlah ini lebih tinggi dari ekspor pada Desember 2022 sebesar 2.754 ribu ton.

Selanjutnya: “Ekspor ke Mesir, Italia dan ..."

“Ekspor ke Mesir, Italia dan Singapura di Januari 2023 menunjukkan kepulihan masing-masing (negara) mencapai 57,22 ribu ton, 114,28 ribu ton dan 23,8 ribu ton dibandingkan ekspor bulan Desember masing-masing sebesar 9,41 ribu ton, 72,58 ribu ton dan 8,28 ribu ton,” kata Mukti.

Meski begitu, ternyata ada tercatat penurunan ekspor minyak sawit ke sejumlah negara lain. Ekspor ke Bangladesh, Pakistan, Vietnam, dan Rusia pada Januari 2023, misalnya, anjlok lebih dari 50 persen daripada Desember 2022.

Sementara itu, harga rata-rata CPO pada Januari 2023 adalah US$ 1.024 per ton CIF Rotterdam dan harga lokal adalah US$ 754 per ton FOB Dumai KPBN. Sedangkan harga pada Desember 2022 adalah US$ 1.035 per ton CIF Rotterdam dan lokal USD$ 755 per ton FOB Dumai KPBN. 

“Meskipun secara volume terjadi kenaikan ekspor, nilai ekspor produk minyak sawit pada Januari 2023 (US$ 2.605 juta) lebih rendah dari nilai ekspor bulan Desember 2022 (US$ 2.792 juta),” tutur Mukti.

Dengan komposisi produksi, konsumsi, dan ekspor tersebut, menurut Mukti, stok CPO dan PKO pada akhir Januari 2023 sekitar 3,1 juta ton. “Lebih rendah dari stok bulan Desember sekitar 3.565 ribu ton dan lebih kecil dari konsumsi dalam negeri plus ekspor untuk satu bulan."

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.  

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus