Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tren bersepeda populer selama masa pandemi Covid-19. Direktur PT Insera Sena atau Polygon Indonesia William Gozali mengaku tak menyangka permintaan sepeda melonjak ketika pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berlaku di sejumlah daerah sejak April lalu. “Fenomena ini bukan hanya terjadi di Indonesia saja tapi di seluruh dunia,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polygon, merek sepeda lokal yang telah berdiri lebih dari 30 tahun, pun menuai berkah dari tren bersepeda. Seperti apa kesiapan industri sepeda nasional di tengah kondisi ini? Berikut ini petikan wawancara jurnalis Tempo, Ghoida Rahmah, dengan William, Kamis pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, tren bersepeda saat ini hanya berlangsung sesaat atau berkepanjangan?
Harus diakui, banyak ‘pesepeda lama’ yang mengatakan ‘biarin lah tren newbie ini, paling cuma sesaat’. Kami sendiri tidak bisa memastikan momentumnya berapa lama, tapi lihat saja tren global. Jika diamati, banyak pemerintah yang kini mendukung masyarakatnya menggunakan sepeda sebagai alternatif transportasi. Hanya, beberapa hal yang kurang diperhatikan adalah infrastruktur. Contohnya, untuk ajakan bersepeda ke kantor, tapi kalau kantor tidak ada fasilitas parkir sepeda, ini akan menjadi kendala. Jika infrastruktur ini bisa difasilitasi, saya yakin banyak orang yang akan menggunakan sepeda.
Berapa besar kenaikan permintaan sepeda domestik maupun impor?
Dalam beberapa bulan terakhir, permintaan sepeda buatan luar negeri naik 30 persen. Sepeda lokal 10-20 persen. Kenaikan permintaan ini waktunya hampir berbarengan. Di luar negeri sekitar April, di Indonesia baru Mei. Masalahnya, beberapa negara produsen menerapkan lockdown, produksi sepeda kian terbatas. Pabrik-pabrik di Cina yang biasa menyuplai sepeda dan spare parts tutup. Di tengah kondisi ini, permintaan sepeda mendadak melonjak.
Berapa besar kapasitas produksi industri sepeda lokal?
Di Indonesia tidak semua brand melakukan produksi seperti kami. Sebagian ada yang hanya merakit. Jika dihitung, kapasitas produksi sepeda lokal 7 juta unit. Ini dihitung dari sepeda anak-anak, stroller, sampai sepeda dewasa. Penghitungan kami sekitar 30 persen yang membuat sepeda dewasa, sisanya yang lebih banyak sepeda anak-anak. Dari kapasitas total produksi, bisa dikatakan 50 persen sepeda rakitan.
Polygon mengincar paling besar pasar lokal atau ekspor?
Untuk jenis MTB (sepeda gunung), kami mengalokasikan 70 persen untuk pasar lokal. Sepeda jenis lain 10-30 persen, dari kapasitas produksi kami sekitar 700 ribu unit. Dari seluruh produksi, kami mengalokasikan untuk pasar lokal 50 persen. Sedangkan untuk ekspor pangsa pasar terkuat kami ada di Australia dan Amerika Serikat.
Apa kelebihan Polygon dibanding merek lokal lainnya?
Kekuatan dan kelebihan dari kami adalah konsumen dan partner, khususnya dealer yang sudah banyak jumlahnya. Selama 30 tahun ini, mereka sangat berperan membesarkan nama Polygon. Kami juga menyiapkan pelayanan purnajual, seperti garansi untuk frame (rangka sepeda) selama lima tahun.
Sempat ada isu pemerintah akan menarik pajak sepeda, apa tanggapan Anda?
Ini memang sempat jadi pembahasan. Sekitar dua hari setelah kabar itu beredar, kami dari pabrik, asosiasi, dan stakeholder lainnya diundang oleh Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Mereka melakukan klarifikasi karena sebenarnya tidak ada niat untuk menerapkan pajak itu. Yang benar adalah pemerintah akan menerapkan aturan bersepeda.
Jika jadi diberlakukan, apa pendapat Anda mengenai urgensi peraturan bersepeda?
Saya setuju karena dengan menerapkan peraturan bersepeda yang aman dan nyaman akan semakin banyak orang yang memanfaatkan sepeda sebagai alat transportasi dan juga olahraga. Terlebih selama saat pandemi Covid-19 kami melakukan kampanye, mengingatkan pesepeda untuk mengikuti protokol kesehatan, demi kita semua. Untuk sementara waktu, kami juga tidak mengadakan acara atau aktivitas di luar, sehingga proses dan aktivitas bisnis, termasuk yang melibatkan konsumen, dilakukan secara digital.
Biodata
Nama lengkap: William Gozali
Pendidikan:
Sarjana seni di University of Iowa, Amerika Serikat (1994-1998)
Karier:
General Manager International Sales PT Gajah Tunggal Tbk (2002-2015)
General Manager Supply Chain & Sales Support PT Gajah Tunggal Tbk (2015-2016)
Direktur PT Insera Sena (2017-sekarang)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo