Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Agen pemegang merek (APM) kendaraan bermotor kian gencar menjalankan pemasaran secara online setelah angka penjualan turun signifikan. Business Inovation, Sales, and Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Yusak Billy, mengatakan perubahan pola belanja konsumen ke platform digital mulai dirasakan sektor otomotif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Yusak, HPM kini memasarkan 25 persen kendaraan secara online, naik dari akhir tahun lalu yang masih di bawah 5 persen. HPM pun memperkuat kanal penjualan korporat dan milik dealer. Tak cuma itu, kata Yusak, HPM berupaya memperluas jaringan, bekerja sama dengan situs e-commerce. "Kami menawarkan program penjualan yang mudah dan keuntungan lebih bagi konsumen yang melakukan pembelian secara online," kata dia, kemarin.
Penjualan mobil kian menurun sejak awal tahun. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan dari pabrik ke dealer (wholesale) pada Mei lalu hanya 3.551 unit, anjlok 95,7 persen dari Mei 2019 yang mencapai 84.109 unit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yusak mengatakan anjloknya penjualan berkaitan dengan libur Ramadan-Idul Fitri, pembatasan sosial berskala besar (PSBB), dan lesunya daya beli. "Penjualan tahun ini akan turun, namun kondisi masih terus berubah," ujar dia. Yusak berharap masa transisi normal baru bisa mendorong penjualan kendaraan.
Marketing Communication PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Puti Annisa Moeloek, mengatakan penjualan Isuzu pada Januari-Mei anjlok hingga 27,9 persen dibanding periode sama tahun lalu. Karena sebagian besar produk Isuzu menyasar kebutuhan komersial, kata dia, penjualan sangat dipengaruhi oleh lesunya aktivitas ekonomi.
IAMI pun memaksimalkan situs online. Namun, kata Annisa, platform online lebih digunakan untuk layanan konsumen. Saat ini IAMI meningkatkan layanan purnajual (aftersales service). "Karena saat ini orang tidak membeli kendaraan baru, tapi menjaga supaya kendaraannya tetap prima," tutur dia.
Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Bob Azam, mengatakan anjloknya penjualan mobil pada Mei lalu berkaitan dengan PSBB di beberapa daerah. "Selain PSBB, perusahaan pembiayaan memperketat pemberian kredit karena khawatir terhadap peningkatan kredit macet (non-performing loan)," ujar dia.
Bob belum bisa memprediksi kapan penjualan mobil secara nasional akan membaik. Ia berharap pemberlakuan PSBB transisi di DKI Jakarta sejak 5 Juni lalu serta pelonggaran ekonomi di sejumlah daerah bisa mendorong penjualan pada Juni ini. Salah satu jalan yang tengah didorong adalah digitalisasi dalam strategi penjualan.
Deputy Marketing Director Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, mengatakan anjloknya penjualan dari berbagai jaringan juga disebabkan oleh turunnya permintaan ekspor dari negara-negara Asia lainnya. Sebelum pandemi Covid-19, ujar Hendrik, proses tersebut masih berjalan normal. "Masih perlu adaptasi terhadap PSBB transisi agar penjualan mobil membaik. Semoga hal ini bisa menggairahkan penjualan dan pembelian mobil Tanah Air," ujar Hendrik.
LARISSA HUDA
Produsen Kendaraan Gencarkan Penjualan Online
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo