Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) tengah menjadi perbincangan publik Tanah Air usai mengalami eror pada semua sistem layanannya beberapa hari lalu. Gangguan ini membuat para nasabah tidak bisa membuka aplikasi BSI mobile hingga gagal dalam melakukan transaksi baik melalui ATM maupun kantor cabang. Meski begitu, kini layanan perbankan syariah tersebut sudah berangsur-angsur membaik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank Syariah Indonesia atau biasa disebut BSI adalah sebuah lembaga perbankan syariah hasil peleburan dari bank-bank syariah BUMN. Mulai dari PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRIsyariah Tbk, dan PT Bank BNI Syariah. Lembaga ini dibuat dengan tujuan menjadi lokomotif kemajuan industri halal di Indonesia. Lantas, bagaimana profil BSI, sejarah merger dan cita-cita jadi bank syariah terbesar di Indonesia? Simak informasi selengkapnya berikut ini
Profil dan Sejarah Merger BSI
Dilansir dari laman resmi Bank Syariah Indonesia, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) secara resmi lahir pada 1 Februari 2021 yang bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H. Lembaga perbankan syariah terbesar di Indonesia ini pun diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BSI adalah bank hasil merger antara PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi mengeluarkan izin merger tiga usaha bank syariah ini pada 27 Januari 2021 lalu. Izin ini tertuang dalam surat Nomor SR-3/PB.1/2021. Kemudian, pada 1 Februari 2021, kehadiran BSI diresmikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo.
Kehadiran BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia ternyata menjawab tantangan pengembangan keuangan syariah dari OJK. Sejak 2016 silam, OJK telah menyiapkan roadmap terkait pengembangan keuangan syariah di Indonesia. Pada 2019, OJK pun mulai mendorong agar bank syariah dan unit usaha syariah milik pemerintah berkonsolidasi dengan melakukan merger perbankan.
Pada 2 Juli 2023, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengungkapkan rencananya untuk menggabungkan bank-bank syariah milik BUMN, yakni BRI Syariah, BNI Syariah, Mandiri Syariah, dan BTN Syariah. Beberapa bulan kemudian, pemerintah pun secara resmi mengumumkan rencana merger dari tiga bank syariah Himbara, yakni Mandiri, BRI, dan BNI Syariah.
Pada 11 Desember 2020, konsolidasi tiga bank Himbara menetapkan PT Bank Syariah Indonesia Tbk sebagai nama perusahaan hasil merger bank syariah. Setelah surat izin dari OJK terbit pada 27 Januari 2021, Presiden Jokowi meresmikan Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 1 Februari 2021.
Komposisi pemegang saham BSI adalah: PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50,83%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 24,85%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,25%. Sisanya adalah pemegang saham yang masing-masing di bawah 5%.
BSI merupakan ikhtiar atas lahirnya bank syariah kebanggaan umat yang diharapkan menjadi energi baru untuk pembangunan ekonomi nasional serta berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat luas. Selain itu, BSI juga menjadi cermin perbankan syariah di Indonesia yang modern, universal, dan memberikan kebaikan bagi segenap alam (Rahmatan Lil ‘Aalamiin).
Cita-cita Jadi Bank Syariah Terbesar
Penggabungan tiga bank syariah BUMN membuat Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu bank syariah terbesar di Tanah Air. Bahkan, hal ini pun disampaikan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir terkait cita-citanya membuat BSI jadi bank syariah terbesar di Indonesia.
“Dengan bergabungnya rekan semua dalam satu bank, satu keluarga insyaallah Indonesia akan memiliki bank syariah terbesar,” ucap Erick Thohir dalam video singkat untuk karyawan tiga bank yang akan digabungkan.
Cita-cita ini ternyata dapat tercapai dengan bukti pada kuartal IV 2022, total aset Bank Syariah Indonesia tumbuh hingga 15 persen menjadi Rp 306 triliun. Angka ini dibarengi oleh dana pihak ketiga (DPK) yang naik 12 persen (yoy) menjadi Rp 261,49 triliun. Hal ini membuat BSI masuk dalam posisi keenam sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, mengalahkan CIMB Niaga.
RADEN PUTRI