Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Proyeksi Saham Net TV di Tengah Proses Akuisisi hingga Rencana Penggabungan Saham

Net TV berencana melakukan reverse stock atau penggabungan saham di tengah proses akuisisi oleh PT MD Entertainment Tbk (FILM) milik Manoj Punjabi.

11 Oktober 2024 | 10.00 WIB

Refleksi papan transaksi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, (13/4). Pasca pemilu legislatif, rupiah menguat RP 11.690 per dolar AS, diikuti juga dengan menguatnya harga saham regional. TEMPO/Didit Majalolo
Perbesar
Refleksi papan transaksi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, (13/4). Pasca pemilu legislatif, rupiah menguat RP 11.690 per dolar AS, diikuti juga dengan menguatnya harga saham regional. TEMPO/Didit Majalolo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - PT Net Visi Media Tbk (NETV) atau Net TV berencana melakukan reverse stock atau penggabungan saham di tengah proses akuisisi oleh PT MD Entertainment Tbk (FILM) milik Manoj Punjabi. Reverse stock merupakan langkah untuk meningkatkan nilai jual saham.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Hal itu membuat harga saham emiten berkode NETV ini akan berubah, semula Rp 100 per saham menjadi Rp 200 per saham. Dalam keterangan resminya, Net TV mengumumkan langkah tersebut diambil untuk memperbaiki kinerja operasional dan keuangan perusahaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengungkapkan langkah reverse stock jadi upaya Net TV untuk menjaga status listing dalam perdagangan pasar modal. Pasalnya, ia menilai saham Net TV selama ini tidak terlalu likuid atau kurang menarik di perdagangan.

“Apalagi Net TV emiliki ekuitas yang negatif, sehingga tidak likuid,” kata Nafan kepada Tempo, Rabu, 9 Oktober 2024.

Sebagai informasi, per 30 April 2024, Net TV memiliki akumulasi kerugian dan defisiensi modal masing-masing sebesar Rp 3.523.570.216.575 dan Rp 596.585.361.858. Selain itu, perusahaan mengumumkan memiliki posisi total liabilitas lancar yang melampaui total aset lancarnya yakni sebesar Rp 705.497.798.913.

Nafan saat ini menempatkan saham Net TV dalam kategori not rated. Hal tersebut lantaran kinerja saham dan fundamental perusahaan yang ia rasa kurang baik.

Selain itu, ia menilai rencana reverse stock tidak selalu membuat saham emiten langsung tumbuh. Menurutnya, ada beberapa emiten yang masih tidak likuid meski sudah melakukan langkah tersebut.

“Contohnya seperti FREN dan BEKS misalnya, itu tidak likuid dan berada di level 50,” ujarnya.

Adapun Fren merupakan kode untuk emiten Startfren Telecom. Sementara BEKS adalah Bank Banten. Pada akhir perdagangan Kamis ini, saham Fren berada di level 26 sementara BEKS di level 30.

Saat ini, jajaran pucuk pimpinan Net TV juga sedang berbondong-bondong mengundurkan diri. Tujuh pimpinan perusahaan NET TV yang mengundurkan diri adalah Deddy Hariyanto selaku Direktur Utama, tiga orang direktur yaitu Azuan Syahril, Fendy Nagasaputra, dan Ferry. Selain jajaran direksi, jajaran komisaris juga turut mundur yaitu, Lie Halim (komisaris utama), David Rees (komisaris independen), dan Rachmat Nugroho (komisaris).

Hammam Izzuddin

Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Menjadi jurnalis media lokal di Yogyakarta pada 2022 sebelum bergabung dengan Tempo pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus