Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Puji Program Modernisasi Pertanian, Hashim: Amran Menteri Kesayangan Prabowo

Hashim Djojohadikusumo menyebut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menjadi menteri kesayangan presiden terpilih Prabowo Subianto. Apa alasannya?

29 September 2024 | 13.08 WIB

Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo saat groundbreaking PT Stania di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Perbesar
Komisaris Utama Arsari Tambang, Hashim Djojohadikusumo saat groundbreaking PT Stania di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, Jumat, 10 Mei 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo memuji program Kementerian Pertanian (Kementan) yang mentransformasi pertanian tradisional ke modern. Dengan program itu, dia mengatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjadi menteri kesayangan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Saya bisa bersaksi kalau Pak Amran, Pak Menteri ini adalah paling disayangi Pak Prabowo Subianto saat ini, paling disayangi dan akan lebih banyak disayangi nanti kalau kita jadi pengekspor pangan, Pak Amran. Ini program luar biasa, itu dengan teknologi dan lain-lain luar biasa," ujar adik kandung Prabowo itu dalam acara Rakernas ke-20 Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 September 2024, dikutip dari keterangan tertulis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Indonesia pernah mengukir sejarah dengan mencapai swasembada pangan pada masa Orde Baru. Hashim bercerita pada 1985, Indonesia mengekspor beras ke Vietnam dalam jumlah ratusan ribu ton.

Tahun berikutnya, Vietnam mengembalikan pinjaman beras yang diberikan Indonesia. Akibatnya, stok beras melimpah. "So, nanti kalau Indonesia kelebihan beras, Pak, saya menawarkan jasa saya ke Bapak, kita ekspor ke negara-negara lain," ucap CEO Arsari Group itu.

Waktu itu, Hashim mengaku menjadi salah satu pengekspor yang memasok beras nasional ke berbagai negara, antara lain Vietnam dan Filipina. Dia mengklaim menyetorkan uang yang didapat dari ekspor itu kepada Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) yang saat itu dipimpin Bustanil Arifin.

"Waktu itu saya punya gaya. Kalau Indonesia tidak perlu beras, Indonesia jual ke negara lain. Saya waktu itu pelakunya, Pak," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Amran mengaku telah menyiapkan cetak biru (blueprint) dari program di sektor pangan untuk masa pemerintahan Prabowo-Gibran.

Swasembada pangan menjadi cita-cita tertinggi di sektor pangan yang dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,8 persen. Hal ini diwujudkan melalui sejumlah program, antara lain pekarangan pangan bergizi, peningkatan di bidang produksi susu dan sapi, dan pengembangan komoditas ekspor strategis.

Hanin Marwah berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus