Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Polri memperkirakan puncak arus mudik Lebaran 2024 akan terjadi pada Jumat, 5 April 2024 atau hari terakhir masuk kerja sebelum cuti bersama Idul Fitri 1445 H. Sedangkan puncak arus balik diperkirakan pada 15 April 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Bagi masyarakat agar memilih waktu atau tidak melakukan mudik pada waktu puncak mudik dan balik atau masyarakat dapat memilih waktu berangkat maupun kembali yang tepat untuk menghindari kemacetan,” kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, dikutip dari Antara, Senin, 25 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jasa Marga memprediksi sebanyak 1,86 juta kendaraan yang keluar dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada periode arus mudik H-7 sampai H+2 Idul Fitri 1445 Hijriah. Angka tersebut naik hingga 54,13 persen terhadap normal dan naik 5,94 persen dari Lebaran tahun lalu.
Polri juga akan menggelar Operasi Ketupat 2024 untuk menjaga kelancaran arus mudik dan balik. Operasi ini akan berlangsung selama 13 hari, mulai dari 4 April hingga 16 April 2024.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy menyebut puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 5-7 April 2024. "Puncak (arus) mudik diperkirakan terjadi tanggal 5-7 April 2024 dan arus balik tanggal 14-15 April 2024," katanya seusai Rapat Tingkat Menteri Angkutan Lebaran 2024 di Kantor Kemenko PMK di Jakarta, Senin, 18 Maret 2024.
Muhadjir mengatakan, prakiraan tersebut diperoleh dari survei yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, yang memperkirkan jumlah pemudik pada 2024 ini mencapai 193,6 juta orang di seluruh Indonesia. Jumlah tersebut meningkat lebih dari 60 persen dibanding 2023.
Selain imbauan untuk menghindari tanggal puncak mudik, Polri juga memberikan beberapa saran lain bagi para pemudik, yang pertama adalah untuk menyiapkan diri dan kendaraan, Pastikan kondisi fisik dan kendaraan prima sebelum melakukan perjalanan.
Hal sepele namun sering terjadi, yakni kartu tol elektronik yang sering luput untuk disiapkan oleh pengemudi. Siapkan lah saldo kartu tol elektronik yang cukup untuk menghindari antrian di gerbang tol.
Patuhi lah seluruh peraturan lalu lintas, termasuk rambu-rambu dan arahan dari petugas di lapangan. Mematuhi rambu lalu lintas saat mudik penting karena ini merupakan bagian integral dari keselamatan diri sendiri, pengguna jalan lainnya, dan kelancaran lalu lintas secara umum.
Meski ingin lekas tiba di tujuan, istirahat lah jika lelah dan jangan memaksakan diri untuk mengemudi secara terus-menerus. Jangan lupa berdoa sebelum berangkat sesuai kepercayaan masing-masing untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Polri juga tidak merekomendasikan warga untuk mudik menggunakan sepeda motor. Sebab, spesifikasi kendaraan roda dua ini tidak untuk perjalanan jauh.
“Kami tidak merekomendasikan menggunakan kendaraan roda dua pada saat melakukan mudik lebaran, dikarenakan spek kendaraan yang tidak diperuntukkan untuk perjalanan jauh dan berdasarkan hasil pelaksanaan ops sebelumnya bahwa kendaraan roda dua yang menyumbang korban kecelakaan lalu lintas tertinggi termasuk korban meninggal dunia,” ujar Trunoyudo.
Bagi pemudik yang tetap ingin menggunakan sepeda motor, Polri memberikan beberapa saran, antara lain memeriksa dengan seksama kondisi kendaraan, pastikan kondisi kendaraan prima sebelum melakukan perjalanan.
Siapkan perlengkapan pendukung, pakai lah jaket, jas hujan, helm berstandar SNI, dan alat-alat lain yang diperlukan. Tidak berbonceng lebih dari satu orang, jangan membawa barang berlebih untuk menghindari kelelahan dan risiko kecelakaan, dan yang terakhir, istirahat lah jika lelah.
Pilihan Editor Sah, Pengaturan Ruang Udara Kepri dan Natuna Ditangani Indonesia setelah 78 Tahun Dikelola SIngapura