Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong, menjelaskan perkembangan teknologi sistem pembayaran telah menggantikan peran uang tunai sebagai alat pembayaran. Sehingga transaksi nontunai di Indonesia semakin efisien, ditambah lagi, dengan hadirnya Indonesia Standard Quick Response Code (QRIS).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Teknologi itu dikembangkan oleh Bank Indonesia bersama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan transaksi keuangan serta mengintegrasikan seluruh metode pembayaran non-tunai di Indonesia. Sejak periode Februari 2022, pengguna sistem QR ini telah mencapai hampir 16 juta orang dan Bank Indonesia menargetkan 26 juta pengguna hingga akhir tahun ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Namun, segala kemudahan yang didapat dari digitalisasi keuangan itu masih dibayangi risiko siber, salah satunya adalah phising (upaya mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan),” ujar Yeo Siang Tiong lewat keterangan tertulis dikutip Selasa, 11 April 2023.
Berdasarkan statistik terbaru Kaspersky, sebanyak 356.786 phishing terkait keuangan (finansial) terdeteksi dan telah diblokir terhadap pengguna di Indonesia selama paruh pertama tahun ini. Dari jumlah itu, total 166.857 insiden menargetkan sistem pembayaran.
Pada paruh pertama tahun ini, kata Yeo Siang Tiong, pembatasan sosial di Asia Tenggara telah dibuka kembali, tapi kebiasaan pandemi tampaknya tetap konsisten. Meskipun kebebasan tatap muka telah kembali, tapi masyarakat masih lebih menyukai melakukan aktivitas perbankan, belanja, dan keuangan secara online. “Karena kenyamanannya yang tak tertandingi,” kata Yeo Siang Tiong.
Regulator dan para pelaku industri di kawasan ini, menurut dia, semuanya mendukung untuk Asia Tenggara lebih maju secara digital. Faktanya, negara-negara di sini siap untuk menghubungkan sistem pembayaran Kode QR sebelum tahun berakhir untuk menghilangkan kerepotan pertukaran mata uang.
Yeo Siang Tiong menuturkan, hal itu merupakan perkembangan yang disambut baik dengan kesempatan keuntungan ekonomi yang besar. Dengan sebagian besar pengguna di sini menyadari ancaman yang menargetkan uang online, sekarang saatnya untuk bertindak segera dan mengamankan perangkat seluler masing-masing.
“Demi menikmati keuntungan dari ekosistem keuangan regional yang lebih terhubung,” ucap Yeo Siang Tiong.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.