Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Dengan sigap Aryo Gusnawan mendorong kursi roda neneknya yang sudah sepuh untuk duduk berbaris bersama ibu dan ayahnya di ruang tunggu Terminal II F Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pria 30 tahun asal Riau itu lalu mengumpulkan barang bawaan keluarganya dengan jemaah umrah lainnya dengan warna yang sama. Kumpulan koper berwarna Ungu tanda dari biro travel yang sama berjejer rapi tak jauh dari mereka duduk. "Saya kali ini berangkat umroh bersama ibu, ayah dan nenek saya," kata Aryo kepada Tempo, Jumat petang di Terminal 2 F Bandara Soekarno-Hatta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ryo kali imi sengaja memilih bulan Ramadan untuk umroh. Ada berbagai alasan dan pertimbangan. "Alasannya karena umroh di bulan Ramadan pahalanya lebih besar. Pahalanya besar seperti naik haji bersama Nabi," yakin Ryo.
Ryo juga berharap umroh di bulan Ramadan bisa membuat ibadahnya lebih khusyuk. Umroh bersama kedua orang tua dan neneknya di bulan Ramadan telah lama direncanakan dan dipersiapkan dengan matang. Heriyanto Batari Toyib, calon jamaah asal Solo, juga memiliki alasan yang sama dengan Ryo.
"Pastinya ngejar pahala yang lebih besar dan ingin ibadah lebih khusyuk," ujar Heriyanto.
Menurutnya, ibadah umroh di bulan suci Ramadan akan memberikan tantangan dan pengalaman yang beberbeda. Maka dari itu Heriyanto tak masalah harus merogoh kocek lebih dalam agar bisa ikut unroh paket bulan ramadan. Dia mengaku membayar Rp 31 juta untuk paket perjalanan umroh selama 9 hari tersebut. "Harga ini jauh lebih mahal dari paket non Ramadan yang berkisar Rp 24 juta-Rp 26 juta," ujar Heriyanto yang berangkat sendiri.
Aryo dan Heriyanto adalah dua dari ribuan jamaah Umroh yang setiap harinya berangkat ke Tanah Suci melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Jumlah keberangkatan penumpang tujuan Luar Negeri untuk umroh meningkat selama bulan ramadan.
"Tren peningkatan wisata reliji atau umroh ini memang selalu meningkat saat Ramadan, terutama menjelang pertengahan Ramadan," ujar Kepala Seksi Pemeriksaan IV Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta, Catur Febriandi Sutanto, Sabtu 16 Maret 2024.
Catur mengatakan, secara keseluruhan, jumlah penumpang umroh yang melintas di Bandara Soekarno Hatta mengalami peningkatan yang signifikan sejak sepekan menjelang Ramadan dan sepekan awal Ramadan. "Rata-rata 3300 penumpang umroh berangkat dan 3300 penumpang datang per hari," kata Catur.
Peningkatan penumpang, ujar dia, terlihat dari jumlah pesawat dan penumpang yang melintas secara langsung menuju dan dari Saudi Arabia, maupun penumpang umroh yang menggunakan pesawat transit ke negara lain terlebih dahulu, seperti Oman Air, Egypt Air, Air Asia, Scoot, Indigo dan beberapa pesawat tujuan timur tengah lainnya.
TPI Soekarno Harta mencatat selama 1-29 Februari 2024 sebanyak 95.600 keberangkatan jamaah umroh dan 95.700 kedatangan. Adapun per 1-13 Maret 2024 jumlah keberangkatan jamaah umroh mencapai 42.900 dan kedatangan 42.900 jamaah.
"Jumlah ini akan terus naik sampai pertengahan Ramadan nanti," kata Catur.
Karena gelombang keberangkatan dan kedatangan jamaah Umroh yang diperkirakan akan terus meningkat, Imigrasi Soekarno-Hatta telah mengantisipasi kepadatan lalu lintas penerbangan jamaah umroh dengan melakukan pemeriksaan keimigrasian melalui 2 cara, yakni melalui konter dan juga autogate.
"Pada dua cara tersebut, Imigrasi Soekarno Hatta menyiagakan petugas yang secara aktif mengarahkan penumpang menggunakan autogate maupun mengarahkan menuju antrian konter pemeriksaan, khususnya penumpang berusia lanjut," kata Catur.
Berdasarkan pengamatan Tempo, ratusan calon jamaah umroh yang akan berangkat ke Tanah Suci memenuhi lobi dan ruang tunggu Terminal II F Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Jumat, 15 Maret 2024. Dengan berpakaian seragam dari masing-masing biro perjalanan, para calon jamaah umroh didominasi orang tua dengan usia kisaran di atas 50 tahun itu didampingi keluarga dan pihak travel.