Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rapat dengan DPR, OJK Sampaikan Pelbagai Tantangan Internal dan Eksternal

Ketua DK OJK Mahendra Siregar menyampaikan beberapa tantangan internal dan eksternal OJK di tengah perekonomian negara serta secara global.

26 Juni 2024 | 14.57 WIB

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam peluncuran peta jalan pengembangan industri Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di Jakarta Selatan, Senin 20 Mei 2024. TEMPO/Ilona
Perbesar
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, dan Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar dalam peluncuran peta jalan pengembangan industri Bank Pembiayaan Rakyat (BPR) dan BPR Syariah di Jakarta Selatan, Senin 20 Mei 2024. TEMPO/Ilona

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan atau DK OJK Mahendra Siregar menyampaikan beberapa tantangan internal dan eksternal OJK di tengah perekonomian negara serta secara global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Tantangan internal kami berupa pemenuhan infrastruktur kantor pusat di IKN dan kantor OJK di daerah. Sampai saat ini gedung ataupun infrastruktur kantor di Jakarta itu dipinjamkan Kementerian Keuangan, disewa,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR di Senayan, Rabu, 26 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mahendra mengatakan OJK juga perlu memenuhi formasi efektif sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung penambahan kewenangan pengawasan sebagaimana amanat UU P25K. Ia melanjutkan perlunya pemenuhan komposisi dan kompetensi penyidik OJK serta dukungan infrastruktur penyidikan.

“Pengembangan sistem informasi untuk mendukung pengawasan dan perizinan terintegrasi. Penguatan infrastruktur IT untuk mendukung pelaksanaan tugas dan pengamanan aplikasi dalam upaya pencegahan serangan siber,” ujarnya.

Sedangkan untuk tantangan eksternal, Mahendra menuturkan proses transisi peralihan wewenang baru OJK dalam pengawasan aset kripto dan koperasi jasa keuangan (open loop) termasuk penyelesaian ketentuan (RPP) dalam rangka pelaksanaan wewenang pengawasan baru ini masih berlangsung.

“Peningkatan kualitas penawaran efek di pasar perdana dan likuiditas transaksi saham yang wajar di pasar sekunder,” katanya.

Selain itu, Mahendra juga merasa penting meningkatkan  literasi dan inklusi keuangan untuk produk syariah dan produk selain pada sektor perbankan. “Penanganan entitas ilegal berupa pinjol dan investasi ilegal, serta transaksi keuangan ilegal seperti judi online,” katanya.

Ia menjabarkan, saat ini perekonomian global di 2024 menunjukkan ketakpastian yang masih tinggi, dan pertumbuhan dari 2024 cenderung sideways, diiringi divergensi yang tinggi disebabkan oleh inflasi di AS, dan risiki stagflasi di Eropa serta perlambatan ekonomi di Tiongkok.

“Sedangkan 2025, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan masih sideways, artinya tak apa perubahan berarti dari tahun-tahun sebelumnya,” katanya.

Ia menuturkan kebijakan keuangan global masih ketat seiring suku bunga diperkirakan turun, namun di lain pihak ruang pemerintah negara industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.

“Besaran dari defisit neraca transaksi berjalan akan dipengaruhi oleh kebijakan domestik. Kebijakan moneter dalam negeri lebih fokus menjaga rupiah, sementara kinerja sektor keuangan melanjutkan normalisasi namun perlu dicermati pergerakan risiko kredit,” katanya.

Bagus Pribadi

Bergabung dengan Tempo pada September 2023. Kini menulis untuk desk Jeda yang mencakup olahraga dan seni.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus