Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Reli IHSG Berlanjut

JAKARTA - Euforia pembelian yang dilakukan pelaku pasar menyebabkan bursa saham dalam negeri kembali melanjutkan penguatan. Nilai transaksi perdagangan harian yang meningkat sangat tajam, membuat bursa saham berhasil bergerak menembus level 5.000. Tak ayal, dalam perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan menguat 36 poin (0,7 persen) ke level 5.024,71.

9 Juli 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JAKARTA - Euforia pembelian yang dilakukan pelaku pasar menyebabkan bursa saham dalam negeri kembali melanjutkan penguatan. Nilai transaksi perdagangan harian yang meningkat sangat tajam, membuat bursa saham berhasil bergerak menembus level 5.000. Tak ayal, dalam perdagangan kemarin, indeks harga saham gabungan menguat 36 poin (0,7 persen) ke level 5.024,71.

Sejak perdagangan dibuka, nilai dan volume transaksi perdagangan IHSG cenderung semarak. Nilai transaksi mencapai Rp 10.915 triliun, sementara volume perdagangan mencapai jumlah 7.868 lembar saham. Lantaran hal itu, investor asing bahkan tercatat melakukan pembelian bersih sebesar Rp 1,574 triliun.

Analis dari BNI Securities, Thendra Chrisnanda, mengatakan arah penguatan indeks memang dipengaruhi euforia beli pelaku pasar. Ekspektasi yang tinggi atas kemenangan calon presiden tertentu mendorong investor tak mau kehilangan momentum mengakumulasi kepemilikan saham. "Harapan kemenangan Jokowi menyebabkan aksi beli investor kembali menguat," tuturnya.

Sebelumnya, hasil exit poll pemilihan presiden di luar negeri menyebutkan, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang telak atas pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Oleh sebagian pelaku pasar, hal itu memberi keyakinan mereka untuk melanjutkan aksi beli dan bersiap-siap mengambil posisi setelah pilpres. "Pembelian juga dilakukan untuk mengantisipasi perdagangan bursa pasca-pilpres," ucap Thendra.

Investor pun masih disarankan untuk terus mempertimbangkan saham sektor konstruksi dan perbankan, seperti ADHI, WIKA, PTPP, BMRI, dan BBRI. Menurut Thendra, komitmen pembangunan infrastruktur yang diusung oleh kedua calon presiden berhasil meningkatkan ekspektasi membaiknya kinerja perekonomian pada kuartal ke depan.

Kepastian gerak IHSG tentu saja menunggu hasil hitung cepat pilpres. Bila yang memenangi hitung cepat adalah figur yang disukai pasar, ada kemungkinan indeks akan melanjutkan penguatan. Sebaliknya, bila hasil hitung cepat menunjukkan kemenangan sosok yang tak disukai pasar, IHSG akan berpeluang mengalami koreksi cukup dalam. "Euforia kemenangan Jokowi-JK bahkan berpotensi mendorong IHSG mencapai level 5.300," tutur Thendra. MEGEL JEKSON


Investor Optimistis Jokowi Menang

JAKARTA - Sehari menjelang pemilihan presiden (pilpres), rupiah kembali menguat 86 poin (0,74 persen) ke level 11.626 per dolar Amerika. Rupiah melanjutkan apresiasi terhadap dolar selama empat hari berturut-turut.

Analis Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan penguatan rupiah terimbas euforia sentimen pemilihan presiden. Pelaku pasar optimistis hasil pilpres akan menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan ekspektasi. "Dari regional tidak ada sentimen yang berarti, sehingga sentimen pilpres memang lebih dominan," ujarnya, kemarin.

Pelaku pasar, mengacu pada hasil survei lembaga yang kredibel, telah menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla bakal memenangi pilpres. Hal ini mendorong mereka untuk berlomba-lomba menukar dolarnya dan membeli aset-aset berdenominasi rupiah seperti pasar saham dan pasar obligasi.

Menurut Daru, fenomena jual dolar dan beli aset rupiah ini terjadi sejak akhir pekan lalu hingga H-1 pencoblosan. Di pasar saham, pembelian bersih asing telah mencapai Rp 1,7 triliun dalam dua hari perdagangan. "Optimisme kemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla serta situasi kondusif menjelang pencoblosan kian meyakinkan pelaku pasar."

Secara teknikal, rupiah sedang berada dalam posisi kuat (bullish). Bila pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla memenangi pemilu, rupiah diperkirakan bisa terus menguat dan menembus level 11.500 dalam waktu satu-dua hari perdagangan. Sebaliknya, bila pasangan itu kalah, rupiah bisa kembali melemah ke kisaran 11.800-11.900 per dolar.

Namun, mengingat sentimen pilpres hanya berlangsung sementara, pelaku pasar tetap perlu mewaspadai aksi jual setelah pilpres. Apalagi secara fundamental posisi rupiah belum didukung oleh data-data ekonomi dan surplus perdagangan yang kuat. "Hari ini, akan berada di kisaran 11.650-11.760 per dolar Amerika," kata Daru. PDAT | M. AZHAR

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus