Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Jika dibangun sebagai bandara khusus, investor bala tak tertarik karena pemakaiannya terbatas.
Bandara itu akan digarap Kemenhub dan PUPR di lokasi yang berjarak 10-15 km dari kawasan IKN.
Bandara VVIP IKN tersebut juga tak mudah ditawarkan ke swasta bila dibangun sebagai bandara umum.
JAKARTA – Pengembangan bandara untuk penumpang prioritas alias very very important person (VVIP) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dianggap belum menarik minat investor bila tak disertai perencanaan matang. Kementerian Perhubungan dinilai belum cukup transparan membuka rancangan proyek penyokong pusat negara baru di Kalimantan Timur tersebut.
Ketua Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia, Alvin Lie, mengatakan rencana peruntukan bandara tersebut akan menentukan daya tarik investasinya. “Harus jelas dulu kategorinya. Kalau dibangun sebagai bandara khusus, investor tak akan tertarik karena pemakaiannya terbatas,” tuturnya kepada Tempo, kemarin, 3 Mei 2023.
Wacana pengembangan bandara VVIP sudah berdengung sejak Oktober 2019. Saat itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan menyatakan bandara baru bisa dimanfaatkan secara khusus untuk kunjungan kepresidenan serta tamu negara ke area IKN. Dengan begitu, slot penerbangan VVIP tidak perlu bercampur dengan slot jadwal penerbangan berjadwal di bandara reguler. Aksesnya pun akan diselaraskan dengan empat bandara di Kalimantan Timur, khususnya Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan di Balikpapan serta Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Samarinda.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo