Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Rencana Larangan Ekspor LNG, Aspermigas: Berpotensi Ganggu Iklim Investasi

Aspermigas menilai rencana pelarangan ekspor LNG berpotensi mengganggu iklim investasi hulu Migas.

21 Juli 2023 | 07.50 WIB

Uji coba penggunaan bakar bakar gas alam cair (LNG) untuk truk pengangkut bahan bakar gas (BBG). (Foto: ANTARA/HO-PT PGN Tbk)
Perbesar
Uji coba penggunaan bakar bakar gas alam cair (LNG) untuk truk pengangkut bahan bakar gas (BBG). (Foto: ANTARA/HO-PT PGN Tbk)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas atau Aspermigas menyebut belum ada komunikasi antara pemerintah dengan pengusaha perihal rencana larangan ekspor LNG alias gas alam cair.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas atau Aspermigas menyebut belum ada komunikasi antara pemerintah dengan pengusaha perihal rencana larangan ekspor LNG alias gas alam cair.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini diungkapkan Ketua Komite Investasi Aspermigas, Moshe Rizal, melalui pesan tertulis pada Tempo, Kamis, 20 Juli 2023. "Saat ini belum ada (komunikasi pemerintah dengan pengusaha terkait rencana larangan ekspor LNG)," kata dia.

Rizal menilai, larangan ekspor LNG itu kontraproduktif dan bisa mengganggu iklim investasi hulu Migas kedepannya. Sebab, pasar domestik belum mature.

Oleh sebab itu, menurut Rizal infrastruktur distribusi gas yang harus dibangun dulu untuk meningkatkan permintaan pasar domestik dan menurunkan biaya logistik.

"Harga gas di Indonesia, khususnya dalam negeri digerakkan oleh keekonomian lapangan, bukan harga pasar dunia, terutama dikarenakan biaya produksi gas yang tinggi," ujar Rizal.

Lebih lanjut, dia menuturkan perlu dipahami perbedaan negara produsen seperti Amerika Serikat (AS) dengan Indonesia. Sebab, skema pasarnya berbeda.

Rencana menyetop ekspor LNG beberapa kali disampaikan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menuturkan, akan mengusulkan penyetopan ekspor itu kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

"Kontrak yang sudah ada silakan, tapi yang sudah habis masa berlakunya stop," ujar Luhut dalam wawancara di sebuah media televisi nasional baru-baru ini, dikutip dari Koran Tempo, Rabu, 12 Juli 2023.

Gas dari dalam negeri tersebut, kata dia, akan dihilirkan menjadi produk petrokimia. Bersamaan dengan penghiliran tersebut, pemerintah akan meninjau struktur harga gas agar bisa ditekan dari US$ 6 per million metric british thermal unit (MMBTU) menjadi US$ 5 per MMBTU.

AMELIA RAHIMA SARI | CAESAR AKBAR





Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus