Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Rencana Pembangunan MRT Balaraja-Cikarang, Bos Ciputra Group Bilang Begini

Ciputra Group menyambut baik rencana pembangunan Moda Raya Terpadu atau MRT Fase 3 rute Balaraja-Cikarang.

22 Maret 2023 | 11.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Lebak - Ciputra Group menyambut baik rencana pembangunan Moda Raya Terpadu atau MRT Fase 3 rute Balaraja-Cikarang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Managing Director PT Ciputra Residence Budiarsa Sastrawinata mengatakan meski perusahaan Ciputra group tidak terlibat langsung dalam proyek MRT itu, namun perusahaan akan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang ada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami akan membangun akses-akses ke lokasi pengembang Ciputra Group," ujar Budiarsa menjawab pertanyaan Tempo saat pemaparan pembangunan EcoPlaza di Citra Maja Raya, Selasa 21 Maret 2023. 

Adapun lokasi pengembang Ciputra Broup di Banten atau dekat dengan Balaraja adalah Citra Raya di Kabupaten Tangerang dan Citra Maja Raya di Lebak. "Kami akan mengoptimalkan  fasilitas yang ada  dengan menyiapkan akses untuk mempermudah konsumen ke lokasi pengembangan kami. Proyek (MRT) ini bukan saja harapan warga, tapi kami juga berharap," kata Budiarsa. 

Untuk diketahui, pembangunan jalur MRT Fase 3 rencananya dimulai pada 2024. Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan, saat ini Kementerian Perhubungan masih menggodok basic engineering design jalur MRT Fase 3 (East-West Line). 

“Target kami, groundbreaking bisa dilakukan saat sudah financial closing. Harapan kami di 2024,” kata Tuhiyat dalam acara Forum Jurnalis di kantor MRT, Jakarta Pusat, Rabu, 25 Januari 2023. 

MRT Fase 3 rute Balaraja-Cikarang membentang sepanjang 84.102 kilometer dengan total 49 stasiun. Tuhiyat menyebut, proyek ini membutuhkan dana Rp 160 triliun. 

Bos Ciputra Group Budiarsa meyakini, pembangunan  infrastruktur moda transportasi akan berdampak positif pada pengembangan bisnis properti dan perekonomian. Seperti halnya pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang dan Tol Serpong-Balaraja yang sangat berdampak positif terhadap pengembangan proyek Citra Raya dan Citra Maja Raya.

"Untuk Tol Serpong-Balaraja secara lyman tersedia akses ke Citra Raya, tapi untuk ke Citra Maja Raya memang tidak ada akses, tapi mendekatkan dengan pengembangan kami di Lebak," kata Budiarsa. 

Selanjutnya: Budiarsa optimistis pembangunan dua jalan tol....

Budiarsa optimistis pembangunan dua jalan tol tersebut akan mengoptimalkan pengembangan proyek Ciputra Group di Tangerang dan Lebak. "Ini pastinya akan berdampak positif." 

Ciputra Group saat ini sedang melakukan pengembangan kawasan kota terpadu Citra Maja Raya di Kabupaten Lebak, Banten. Total lahan yang dikembangkan seluas 2.600 hektar.  

Senior Director PT Ciputra Residence Agussurja Widjaya menambahkan, Kota Terpadu Citra Maja Raya dengan konsep pengembangan berbasis transit oriented development (TOD) yang dilengkapi dengan infrastruktur dan fasilitas skala kota, seperti stasiun KRL Maja yang hanya berjarak 500 meter sebagai simpul transportasi utamanya. "Dibandingkan dengan proyek kami yang lain, Citra Maja Raya yang tercepat proses pembangunan dan penjualannya," kata Agussurja. 

Hingga kini, menurut Agussurja, Maja Raya telah memasarkan dan membangun lebih dari 20 ribu unit rumah dan ruko yang dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur pendukungnya. 

Sebelumnya, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat, memprediksi Banten sampai Cikarang akan mendapatkan dampak positif di sektor properti. Syarifah mengatakan, sejak 2019 hingga sekarang MRT Jakarta telah terbukti menjadikan nilai tambah bagi performa umum properti yang berada disekitarnya, baik residential maupun komersial. 

"Hal ini diprediksi juga akan menjadi dampak positif yang diterima oleh Banten sampai Cikarang atas pengembangan MRT Fase 3 yang akan segera dieksekusi pada tahun 2024 kelak," kata Syarifah lewat keterangan tertulis pada Jumat malam, 24 Februari 2023.  

Syarifah menjelaskan, aksesibilitas menjadi faktor yang diperhitungkan bagi nilai suatu properti, termasuk hunian ataupun bangunan komersial yang berada pada radius layanan MRT. Berdasarkan pantauan Knight Frank Indonesia, proyek kondominium dengan aksesibilitas tinggi, seperti berlokasi walking distance dengan transit oriented development (TOD), umumnya memiliki rata-rata harga lebih tinggi sekitar 3 sampai 4 persen dibanding rata-rata harga jual kondominium pada umumnya. 

"Properti umumnya akan berkembang mengikuti pola perkembangan kota melalui zonasi yang sudah ditetapkan pemerintah, yang didalamnya telah direncanakan juga pengembangan infrastruktur wilayah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keunggulan komparatif wilayahnya," tutur Syarifah. 

JONIANSYAH HARDJONO 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus